Jakarta – DIA menjadi advokat di Jakarta pada usia yang terbilang muda. Dia menggapainya lewat usaha dan kerja keras. Kini, dia menyimpan banyak obsesi untuk Indonesia yang lebih baik, yang berkeadilan. Dia, Irfan Idham.
Setiap hari, dia berkantor di salah satu distrik pusat bisnis Jakarta, SCBD. Di lantai 20 Menara Prosperity, District 8, Irfan menggantungkan asa untuk menjadi seorang advokat yang cemerlang tapi tetap membumi.
Pemuda berusia 33 tahun ini, tidak segan membantu masyarakat yang membutuhkan dengan bayaran yang tidak seberapa terkait kasus tertentu. “Sebagai seorang advokat, kita mesti mengedepankan hati nurani” ujar Irfan.
Irfan melalui perjalanan panjang yang penuh onak dan berliku. Berlatar belakang aktivis, Ippang sapaan akrabnya telah mendapat pelajaran berharga bagi profesinya sebagai advokat.
Semangat juangnya bisa dibilang mendarah daging. Berdarah Makassar dan dididik secara tegas oleh ayahnya, membuat Ippang terlahir sebagai tokoh muda yang berani, dan tidak pernah gentar menghadapi kesulitan apa pun dalam penanganan kasus apapun apalagi jika permasalahan masyarakat yang tertindas.
Mimpi suami dari Rachma Islami ini menjadi pendekar hukum tumbuh sejak duduk di bangku sekolah menengah pertama. Di kala itu dia mempelajari dunia pengacara sambil mencari tahu apa saja tugas dan tanggung jawabnya.
Ketika menginjak dunia perkuliahan di Universitas Hasanuddin, Irfan sangat aktif berorganisasi. Di masa awal-awal kuliah di Universitas Hasanuddin, Makassar ia tergabung dalam organisasi Himpunan Mahasiswa Islam (HMI). Dia sering menceburkan diri dalam api demonstrasi bersama rekan-rekannya.
Dia menjadi Ketua Umum HMI Komisariat Hukum Unhas, periode 2008-2009. Setelah itu dia menjabat Ketua Bidang PAO di HMI Cabang Makassar Timur periode 2010-2011, hingga menjadi Ketua Umum HMI Cabang Makassar Timur periode 2011-2012.
Kariernya kemudian kian berkembang di Perhimpunan Advokat Indonesia (PERADI), Pengurus Perhimpunan Advokat Muda Makassar, Wakil Ketua Bidang Organisasi, kaderisasi, keanggotaan Dewan Pimpinan Daerah Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Sulawesi Selatan Periode 2019-2022 dan Wakil Ketua Bidang Politik, Hukum dan Keamanan Dewan Pimpinan Daerah Banteng Muda Indonesia (BMI) Sulawesi Selatan Periode 2020-2023.
Bagi Irfan jika berbagai macam organisasi ditekuni maka kesempatan untuk mencoba hal baru akan kian banyak. Kemampuan berorganisasi diakui Irfan turut membantunya mereka menjadi sosok advokat atau pengacara yang sukses di usia muda.
Beragam prestasi organisasinya di luar kuliah pun juga berhasil disabetnya. Anggapan bahwa organisasi menghalangi prestasi perkuliahan tidak berlaku baginya. “Walaupun masih aktif di dunia mahasiswa, saya tidak pernah takut berorganisasi,” pesannya.
Karier di organisasi turut mendorong pekerjaannya sebagai advokat. Seperti pada 2011 – 2013 ia diminta menjadi Staff Advokasi Perhimpunan Bantuan Hukum dan HAM (PBHI) Sulawesi Selatan di tahun 2012-2013. Dia juga bekerja untuk beberapa korporasi.
Dia mengasah kemampuan di beberapa bidang, di antaranya adalah Leadership Management, Legal Drafting, Legal Audit, Legal Secretary, Litigasi, Non Litigasi serta investigasi dan Advokasi. Dia juga tercatat sebagai kurator dan memegang sertifikat kurator yang tidak banyak dimiliki pemuda seusianya.
Kini, dia bergabung ke TITAH LAW FIRM demi membumikan idealismenya bersama rekan-rekannya yang sama-sama punya integritas kuat. Beberapa lembaga dan organisasi telah memakai jasa firma hukum yang diisi sosok-sosok pemuda berintegritas ini.
Rupanya Jakarta kini menjadi kota pilihan Irfan untuk bertarung dengan hidup. Dia ingin dikenang sebagai pengacara yang punya skill serta integritas tinggi di dunia hukum Indonesia.
Mimpi Irfan Idham bersama Titah Law Firm adalah mimpi yang terus dikejar dan digapai. Mimpinya tak terbeli oleh apa pun.