32.2 C
Jakarta

Israel Bom Tenda Jurnalis di Gaza

Serangan itu Tewaskan Dua Orang dan Melukai Tujuh Orang Lainnya

Baca Juga:

JAKARTA, MENARA62.COM — Israel bom tenda jurnalis di Gaza. Israel menggempur Gaza, mengebom sebuah tenda yang menampung para jurnalis di dekat Rumah Sakit Nasser di Khan Younis, menewaskan sedikitnya dua orang dan melukai tujuh lainnya. Serangan terbaru ini terjadi setelah militer Israel menewaskan lebih dari 50 orang dan memerintahkan penduduk di lima lingkungan di pusat kota Deir el-Balah untuk mengungsi.

Demikian berita yang dilansir situs Aljazeera.com pada Senin (7/4/2025). Dua orang dilaporkan tewas dalam penembakan Israel di distrik Zeitoun Kota Gaza itu. Serangan dan penembakan Israel itu menghantam Jalan Wadi al-Arayes di distrik Zeitoun, Kota Gaza.

Israel menggempur Gaza, mengebom sebuah tenda yang menampung para jurnalis di dekat Rumah Sakit Nasser di Khan Younis. Serangan terbaru ini, terjadi setelah militer Israel menewaskan lebih dari 50 orang dan memerintahkan penduduk di lima lingkungan di pusat kota Deir el-Balah untuk mengungsi.

Pasukan Israel juga telah menembak dan menewaskan seorang anak laki-laki Palestina-Amerika di Tepi Barat yang diduduki dan menewaskan dua orang lainnya di Libanon selatan.

Selain itu, Pasukan AS juga telah menewaskan sedikitnya empat orang di ibukota Yaman, Sanaa.

Kementerian Kesehatan Gaza mengatakan sedikitnya 50.695 warga Palestina dipastikan tewas dan 115.338 lainnya terluka dalam perang Israel di Gaza. Kantor Media Pemerintah memperbarui jumlah korban tewas menjadi lebih dari 61.700 orang, dan mengatakan bahwa ribuan orang yang hilang di bawah reruntuhan diperkirakan telah tewas.
Setidaknya 1.139 orang tewas di Israel selama serangan 7 Oktober 2023 yang dipimpin Hamas dan lebih dari 200 orang ditawan.

Target

Israel tampaknya telah menargetkan jurnalis yang berada di wilayah Palestina yang diduduki. Itu tampak dari intensitas yang lebih tinggi sejak 7 Oktober 2023, kata jurnalis dan penulis Antony Lowenstein kepada Al Jazeera, merujuk pada studi yang melacak jumlah pekerja media yang terbunuh dalam konflik.

“Jumlah jurnalis yang terbunuh di Gaza lebih besar daripada jumlah seluruh konflik dalam 100 tahun terakhir jika digabungkan,” kata Lowenstein, mengutip sebuah studi dari proyek Cost of War di Brown University.

Dia menambahkan bahwa angka-angka tersebut menunjukkan “penargetan jurnalis yang disengaja”. Di antara negara-negara Barat, biasanya amat tertarik dengan kasus serangan terhadap jurnalis. “ada lebih banyak ketertarikan jika Cina, Rusia dan Iran menargetkan jurnalis, tetapi jauh lebih sedikit jika Israel yang melakukannya,” kata Lowenstein.

“Kurangnya kemarahan internasional menunjukkan bahwa tiba-tiba pers memiliki hierarki tentang siapa yang penting, dan orang Palestina tidak berada di urutan teratas dalam daftar itu.”

- Advertisement -
- Advertisement -

Terbaru!