BANDUNG, MENARA62.COM — Ketua Pimpinan Wilayah Pemuda Muhammadiyah Jawa Barat, Iu Rusliana, mengajak semua simpul gerakan masyarakat Jawa Barat untuk aktif dalam proses pemilihan kepala daerah. Keterlibatan masyarakat sangat esensial, agar masyarakat tidak lagi menjadi objek, tapi subyek politik.
“Saatnya kita menjadi subjek politik yang berdaulat. Jangan mau disuap untuk memilih calon tertentu. Jangan pilih kandidat yang dibackup oleh bandar, kalau begitu demokrasi kita dibajak oleh investor politik. Mari kita bangun gerakan wakaf politik, kesalehan politik, yang harus ditunaikan. Bagi kita sebagai Muslim, meyakini bahwa amal itu tidak hanya berdimensi duniawi, tapi juga akhirat,” tegas Iu Rusliana, usai rapat koordinasi bidang hikmah dan hubungan antar lembaga Pemuda Muhammadiyah Jawa Barat di Bandung, Selasa (9/1/2018).
Menurut Iu Rusliana, masyarakat harus menjadi subjek politik, agar pimpinan partai politik dan calon tidak hanya datang menjelang pemilihan. Padahal, sebelumnya mereka membuat kebijakan yang semaunya saja, jauh dari kepentingan rakyat.
Bentuk riil dari menjadi subjek dan wakaf politik itu, menurut Iu Rusliana, dimulai dari ikut memantau proses pemilihan kepala daerah. Masyarakat dapat mempelajari dengan seksama visi, misi dan program calon. Masyarakat, menurut Iu Rusliana, juga perlu menjauhi gerakan kampanye hitam dan memilih pada waktunya.
“Pastikan proses kampanye dan seluruh tahapan pemilihan kepala daerah di Jawa Barat itu minim dari kampanye hitam. Selanjutnya, silahkan memilih dengan niat ibadah. Memilih figur yang sudah diketahui rekam jejaknya dengan baik, dan dinilai cocok visi misinya,“ tegas pria kelahiran Sukabumi tersebut.
Kesalehan
Pemuda Muhammadiyah Jawa Barat, lanjut Iu Rusliana, berprinsip, politik menjadi ekspresi kesalehan publik. Politik jangan dijauhi agar tidak dikuasai oleh orang jahat. “Orang baik harus berpolitik, agar kebijakan pembangunan benar-benar sesuai kepentingan masyarakat. Anak muda harus berpartai agar bisa memperjuangkan kepentingan masyarakat. Kita juga harus mapan secara ekonomi, agar tidak dibajak oleh pemodal,” ujar tokoh muda Jawa Barat tersebut.
Dengan banyaknya anak muda hebat yang masuk partai politik, diyakini proses kaderisasi kepemimpinan akan berjalan dengan baik. “Kita jangan sampai merasa jenuh, karena tokoh politik yang muncul itu lagi itu lagi. Anak muda harus belajar dan bertransformasi menjadi tokoh-tokoh politik hebat dan berhasil memimpin daerahnya,” tegasnya.
Selain itu, wakaf politik juga bermakna adanya pelibatan aktif dalam proses pelaksanaan baik sebagai penyelenggara atau mengikuti pengawasan partisipatif. “Saat ini proses rekruitmen penyelenggara dan pengawas sedang berjalan di tingkat desa dan kelurahan. Kalau ditingkat kabupaten dan kecamatan kan sudah. Selanjutnya nanti akan ada panitia tingkat TPS termasuk pengawasnya,” jelasnya.
Menjadi panitia dan pengawas di semua tingkatan yang baik dan jujur, adalah wakaf politik agar kualitas proses pemilihan kepala daerah benar-benar baik. “Ada juga kelompok masyarakat yang dengan inisiatif mendirikan lembaga seperti Jaringan Pendidikan Pemilih untuk Rakyat (JPPR), ini juga sangat baik mendukung proses berdemokrasi agar lebih berkualitas. Pemuda Muhammadiyah di Jabar banyak yang aktif di JPPR,” jelasnya.
Saat ini, dari 27 Kabupaten dan Kota Se Jawa Barat, kader Pemuda Muhammadiyah berkiprah di 20 Kabupaten/Kota sebagai KPUD dan Panwas Kabupaten/Kota, serta ada sekitar 497 kecamatan yang diisi oleh kader Pemuda Muhammadiyah sebagai Panwascam dan PPK.
“Mereka yang aktif di Panwaskab, semuanya bukan aktivis struktural lagi, hanya sebagai kader atau anggota saja. Namun sepenuhnya kami bina agar dalam bertugas benar-benar dengan profesional dan menyadari perannya sebagai bagian dari dakwah kebangsaan,” jelasnya.