24.6 C
Jakarta

Jadi Guru Tamu OTKP di SMKN 2 Jakarta, Wadek 1 FISIP UHAMKA Bagikan Ilmu Pewara Handal

Baca Juga:

JAKARTA, MENARA62.COM – Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri 2 Jakarta menggelar kegiatan Pembekalan Kompetensi Siswa Kelas XI melalui Program Guru Tamu Otomatisasi dan Tata Kelola Perkantoran (OTKP) selama dua hari berturut-turut yakni 26-27 Juli 2023. Kegiatan yang diikuti 36 siswa program Manajemen Perkantoran tersebut menghadirkan narasumber Wakil Dekan 1 FISIP Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka (UHAMKA)yang sekaligus merupakan praktisi public speaking (pewara), Nurlina Rahman, SPd, MSi.

Dalam pelatihan yang dihadiri Wakil Kepala SMK N 2 bidang Sarana Prasarana (Sarpras) Dra. Sukarti dan Ketua Program Manajemen Perkantoran SMKN 2 Jakarta Dra. Yeti Suhayati, Nurlina membawakan tiga materi yakni Etika Kepribadian, Teknik Mengolah Vokal serta Tugas & Fungsi Pewara dalam Teknik dan Penerapan. Materi-materi tersebut tidak hanya disampaikan dalam bentuk teori tetapi juga dalam bentuk praktik dengan proporsi 30 persen teori dan 70 persen praktik.

“Saya yakin secara teori pasti siswa sudah menguasai materi-materi yang saya sampaikan. Tetapi bagaimana implementasi atau praktiknya di lapangan, itu yang perlu ditingkatkan kompetensinya,” kata Nurlina, Kamis (27/7/2023).

Karena itu, sebagai akademisi sekaligus praktisi, selama dua hari pelatihan Nurlina memperbanyak praktik langsung, baik dalam hal menjadi master of ceremony atau pewara, maupun mengatur (manajemen) event. “Alhamdulillah siswa sangat antusias mengikuti pelatihan ini,” tambah Nurlina.

Wadek 1 FISIP UHAMKA Nurlina Rahman saat menyampaikan materi

Para peserta dibagi dalam beberapa kelompok. Masing-masing kelompok diminta untuk memilih event yang akan dikelola. Ada yang memilih event kenegaraan, ada yang memilih event hiburan, ada juga yang memilih event formal lainnya. “Intinya siswa paham bagaimana mereka memenej atau mengelola event,” tegas Nurlina.

Dalam pelatihan tersebut, Nurlina juga berbagi tips yang harus dipahami dan dikuasai seseorang yang ingin menjadi MC atau pembawa acara professional. Mulai dari memahami tugas dan fungsi seorang pembawa acara hingga menguasai teknik saat tampil di depan publik.

Menurutnya, tugas seorang PA intinya meliputi tiga hal yakni membuka acara, memandu acara dan menutup acara. Tiga tugas tersebut sekilas sederhana saja, tetapi masing-masing tugas tersebut ada ilmunya. Misalnya, dalam menjalankan tugas, pembawa acara tak sekadar mengumumkan acara yang akan berjalan, tetapi juga harus harus mampu menarik perhatian, mengatasi hambatan, memberikan informasi serta menstimulir, menggugah dan menggerakkan khalayak. “Ilmu ini harus dikuasai pembaca acara,” tegasnya.

Untuk bisa menjalankan fungsinya dengan baik, jelas Nurlina, seorang pembaca acara juga penting mengetahui jenis acara yang dibawakannya. Dalam ilmu public speaking, pembawa acara/pewara atau biasa dikenal master/mistress of ceremony (MC) dibedakan dari cara, isi dan bentuk penyampaiannya.   Hal tersebut didasari dari Jenis acara yaitu state function (upacara kenegaraan), formal function (acara resmi),  semi resmi/semi formal dan acara entertaintment (hiburan) dan atau family function.

“Hal-hal yang bersifat teknis juga harus dikuasai seorang pembawa acara seperti suara yang baik, tenang dan tahu maksud maupun tujuan acara. Ini penting agar seorang pembaca acara mencapai apa yang jadi sasarannya,” tambah Nurlina.

Ia mencontohkan ketika ada seorang pewara untuk acara formal yang menyebutkan satu persatu tamu atau hadirin. Tindakan ini tidak dibenarkan dalam ilmu public speaking. “Kita cukup menyebutkan tamu-tamu VVIP, VIP, tidak harus semuanya,” katanya.

Untuk acara formal seorang pembawa acara juga tidak dibenarkan memberikan ulasan atau komentar terhadap hal-hal yang dikatakan pembicara lain. Jadi cukup menyebutkan acara dan urutannya saja.

Mengolah Vokal Seorang Pewara

Dalam kesempatan tersebut, Nurina juga berbagi cara untuk mengolah vocal bagi seorang pembawa acara. Meliputi aspek ekspresif penyampaian yang terdiri atas suara, penggunaan bahasa, gerak gerik, bahasa tubuh dan kontak mata.

Mengatur suara perlu memperhatikan tiga hal penting yakni artikulasi, volume, jeda, intonasi,  diksi, dan kontak mata. Sedang untuk gerakan, usahakan bergerak secukupnya dan dengan tujuan gerakan juga harus natural dan mendukung kata-kata yang diucapkan pewara dan tentu isi pesan dalam memandu acara.

Bahasa tubuh, jelas Nurlina, penting bagi seorang pembawa acara untuk berdiri tegak dan tidak kaku, santai atau casual tapi tidak terkesan malas, biarkan tubuh bereaksi terhadap yang dirasakan, serta buatlah kontak mata yang baik.

Sebelum tampil, Nurlina berpesan agar seorang pembawa acara sebanyak mungkin berlatih baik di depan teman atau keluarga. “Ingatlah dua menit pertama penampilan anda, sehingga anda bisa melewati waktu dengan mudah apabila suasana menjadi lebih aktif,” tutup Nurlina.

Sebelumnya, Wakil Kepala SMKN 2 Jakarta, Dra Sukarti mengatakan bahwa pelatihan bagi siswa ini merupakan pertamakalinya mengundang praktisi. “Mengundang praktisi ke ruang kelas adalah salah satu cara yang kami lakukan untuk meningkatkan kompetensi siswa terkait public speaking, pewara dan manajemen event. Tentu akan berbeda jika siswa belajar langsung ke praktisi atau ahlinya,” kata Sukarti.

Dibawah bimbingan Nurlina Rahman, siswa SMKN 2 Jakarta praktik langsung menjadi pewara (ist)

Ia berharap dengan mengundang praktisi ke ruang kelas, siswa mendapatkan ilmu yang lebih relevan dengan dunia kerja. Tidak hanya itu, pelatihan juga membantu siswa mencapai kompetensi dan pembelajaran di dalam kelas. “Bu Nurlina selain akademisi juga praktisi, pasti cara mengajarkan ke anak-anak akan berbeda,” tambahnya.

Mengambil tema “Berani Tampil Percaya Diri di Depan Publik Dalam Tugas dan Fungsi Humas Keprotokolan (Event Management) dan MC/Pewara”, pelatihan public speaking tersebut diharapkan dapat meningkatkan kompetensi siswa jurusan Manajemen Perkantoran SMKN 2 Jakarta dalam hal kemampuan public speaking atau pewara.

- Advertisement -
- Advertisement -

Terbaru!