25 C
Jakarta

Jalan Panjang Integrasi

Baca Juga:

Oleh : Prof. Agus Purwanto, D.Sc

MENARA62.COM– Sabtu pagi ini aku beri pengajian pada acara syawalan Universitas Aisyiyah Yogjakarta. Ngaji ini dihadiri semua pimpinan, dosen, mahasiswa dan alumni. Ngaji ini merupakan ngaji yang tertunda. Tahun lalu aku diminta untuk ngaji yang sama tetapi jelang acara aku sakit. Alhamdulillah, tahun ini terbayar. Ngaji hubungan agama dan sains, lebih spesifik lagi Integrasi Sains dan Agama.

Jika diibaratkan penyanyi maka integrasi Sains dan Agama adalah lagu yang kunyanyikan secara intensif dan terus menerus sejak 2008, tahun bukuku Ayat Semesta terbit. Sejak itulah aku konser sejak dari Banda Aceh hingga Merauke bahkan sejak Paris hingga Melbourne. Integrasi Sains dan Agama adalah lagu hit andalanku.

Seperti biasa, usai presentasi dilanjut diskusi. Pertanyaan pertama dari Bu Cesa salah seorang dosen Unisa. Pertama aku dapat info menggembirakan bahwa tugas akhir mahasiswa Unisa harus mengacu dan membahas ayat tertentu dalam membahas topik kesehatan. Artinya, sudah ada aksi nyata.

Setelah info tersebut ada pertanyaan bagaimana menjaga kualitas pembahasan teks ayat karena seringkali yang terjadi adalah sekedar nempel. Ini juga info menarik.

Pertama, masalah ini dapat dilihat dari proses bimbingan. Seorang dosen pembimbing sesuai namanya berperan sebagai pembimbing, pengarah dan teman diskusi. Itu artinya, pembimbing harus mempunyai bekal minimum tentang ayat yang dijadikan rujukan dan materi bahasan skripsi atau tesis.

Ini berarti bahwa dosenn Unisa harus mempunyai pemahaman yang memadai tentang Islam atau al-Quran dan sains. Pertanyaannya, apakah dosen Unisa telah memenuhi kualifikasi ini.
Jika belum, langkah Unissula Semarang yang mentraining semua dosennya tentang tema ini hingga enam kali dapat ditiru. Kedua, setiap bimbingan melibatkan dua pembimbing yaitu dosen al-Islam dan dosen bidang.

Kedua, masalah bimbingan ini dilihat dari sisi mahasiswa. Kewajiban pengacuan dan pembahasan ayat dalam skripsi S1 atau tesis S2 jelas menuntut pahaman minimal tentang Al-Quran dari mahasiswa. Pertanyaannya, apakah dalam seleksi bagi calon mahasiswa Unisa ada persyaratan calon mahasiswa mempunyai pemahaman tertentu tentang al-Quran. Jika tidak, apakah materi kuliah al-Islam dan al-Quran telah cukup untuk mendukung pengerjaan penelitiannya. Jika tidak ada persyaratan dan perkuliahan belum mendukung memang tuntutan penelitian integrasi menjadi tidak relevan. Kebijakan ini harus dipertimbangkan ulang.

Seperti yang telah sering saya jelaskan Integrasi Sains dan Agama membutuhkan pahaman yang memadai tentang sains, agama dan filsafat serta interaksi ketiganya. Pemahaman agama secara khusus menuntut pemahaman bahasa Arab agar dapat menangkap pesan al-Quran langsung dari teks aslinya bukan terjemah. Bagaimana pun, secara umum terjemah mempunyai keterbatasan sesuai latar belakang penerjemah.

Artinya, proses Integrasi Sains dan Agama bukan proses mudah dan singkat. Sebaliknya, proses panjang dan terjal. Integrasi Sains dan Agama memang bukan sulapan tetapi ibarat membangun gedung yang harus jelas tahap demi tahapnya sejak pondasi hingga tiang dan seterusnya.

Yang jelas, Unisa telah memulai tinggal membenahi, menyempurnakan dan melanjutkan. Program tidak boleh berhenti. Show must go on.

Sukolilo-Suroboyo
Sabtu 29 Mei 2021 malam.

- Advertisement -
- Advertisement -

Terbaru!