MANGGENG, ACEH, MENARA62.COM — Ahad(25/6/2017) Jamaah shalat Idul Fitri 1438H tahun 2017 padati halaman Masjid At-Taqwa di Kecamatan Manggeng. Jamaah yang hadir untuk melaksanakan shalat Ied tidak hanya berasal dari Kecamatan Manggeng, tetapi juga jamaah yang berasal dari Kecamatan Lembah Sabil dan Tangan Tangan yang bertetanggaan dengan Kecamatan Manggeng.
Shalat Ied 1 Syawal 1438H ini diimami oleh imam masjid At-Taqwa Manggeng Drs Said Firdaus yang dilaksanakan di halaman parkir masjid At-Taqwa Manggeng. Shalat Ied yang dilaksanakan berlangsung dari pukul 06.00WIB hingga pukul 08.10 menit dalam suasana cuaca cerah.
Selanjutnya yang bertindak selaku Khatib adalah Drs Zaini MPd yang merupakan salah seorang Pimpinan Daerah Muhammadiyah Aceh Barat Daya dan juga merupakan tenaga pengajar di salah satu Sekolah Tinggi Muhammadiyah Abdya. Khutbah yang disampaikan Zaini dengan tema “puasa membentuk insan kamil yang muttaqin”.
Drs Zaini mengatakan, konsep insan kamil yang diajarkan oleh Rasulullah shalallahu alaihi wassalam adalah bertaqwa menghambakan diri kepada Allah subhana wa taala. Ibadah puasa bulan ramadhan yang telah dijalankan selama sebulan diharapkan dapat mendidik orang-orang mukmin menjadi insan-insan kamil yang disiplin dan jujur yang nantinya akan meraih gelar muttaqin. Maka puasa bulan ramadhan yang telah usai semoga menjadi pendidik bagi orang-orang mukmin. “Jujur dan disiplin akan melahirkan manusia-manusia sukses” kata Zaini di hadapan seribuan jamaah Iedul Fitri.
Puasa mendidik jiwa dan hati orang-orang mukmin untuk memiliki sifat solidaritas sehingga juga dapat merasakan bagaimana saudara-saudara kita tidak makan yang tak berkecukupan. “Sungguh tiada didikan, sehebat didikan puasa dalam bulan Ramadhan,” tegas Khatib Zaini.
Dalam akhir khutbahnya, Zaini menceritakan sebuah ilustrasi dari sebuah negeri yang jika seseorang siap menjadi raja maka ketika masa kepemimpinannya akan habis harus siap dibuang ke sebuah pulau yang hanya dihuni oleh binatang buas dan segala keganasan pulau tersebut. Maka, ketika seorang raja akan habis masa kepemimpinannya harus mempersiapkan bekal untuk dapat menikmati tempat pengasingan tersebut, apakah akan menikmati tanpa keindahan atau menikmatinya dengan kebahagiaan. “Begitu ilustrasi kehidupan kita ini ketika akan menemui ajal yang mana tempat pengasingan itu adalah liang kubur yang tiada manusia di dalamnya,” ujarnya.
Setiap manusia adalah pemimpin (kullukum ra’in), kerajaan yang kita pimpin adalah kerajaan kehidupan.
“Barang siapa yang mampu memimpin dirinya sendiri maka ia akan mampu menjadi insan-insan kamil yang muttaqin,” ujar Zaini mengingatkan kepada para jamaah sekalian agar mampu memimpin hidupnya dengan baik.
–Anhar–