JAKARTA, MENARA62.COM – PT Jasa Marga (Persero) Tbk. (JSMR) memperkirakan, puncak arus mudik saat libur Hari Raya Natal 2023 bakal terjadi pada Jumat (22/12/2023) dan Libur Tahun Baru 2024 pada Sabtu (30/12/2023).
Corporate Secretary and Community Development Group Head Jasa Marga, Lisye Octaviana, menyampaikan, perkiraan tersebut merupakan hasil koordinasi dan evaluasi internal Jasa Marga. “Untuk puncak arus mudik dan puncak arus balik terbagi menjadi dua periode,” kata Lisye dalam konferensi pers di Jakarta, Kamis (14/12/2023).
Adapun, arus balik untuk periode Natal jatuh pada Selasa (26/12/2023), sedangkan Tahun Baru di Senin (1/1/2024).
Sementara itu, Jasa Marga memperkirakan akan ada 2,88 juta kendaraan yang keluar dari wilayah Jabodetabek. Jumlah tersebut meningkat 14,2% jika dibandingkan volume lalu lintas normal.
Untuk prediksi arus mudik atau kendaraan yang masuk ke wilayah Jabodetabek, Jasa Marga memperkirakan akan ada 2,89 juta kendaraan, atau naik 14,1% dari volume lalu lintas normal
“Angka tersebut sudah kami hitung secara akumulasi dari 4 gerbang tol utama tersebut dan juga dari distribusinya ini mayoritas akan menuju timur atau mencapai 47% ke arah Cikampek dan Bandung,” jelasnya.
Jasa Marga menyatakan kesiapannya dalam mendukung pengaturan waktu operasional kendaraan angkutan barang, sesuai dengan surat keputusan bersama yang telah ditetapkan pada 5 Desember 2023, di mana nantinya akan diterapkan 20 ruas jalan tol oleh Jasa Marga Grup.
Lisye menuturkan, hingga saat ini sudah ada 18 ruas tol yang beroperasi dan 2 di ruas fungsional yakni tol Japek Selatan dan Jogja-Solo. Nantinya, akan ada pembatasan waktu pengaturan dan informasi tersebut akan disampaikan secara berkala.
Tidak Ada Diskon Tarif Tol
Pada bagian lain, Lisye Octaviana mengungkap alasan Jasa Marga tidak mengusulkan adanya diskon tarif tol selama periode libur Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2023/2024.
Ia menyebut, berdasarkan pantauan Jasa Marga, jumlah mobilisasi di libur Nataru memang mengalami peningkatan. Namun, peningkatan itu belum sebanyak jumlah mobilisasi saat lebaran.
“Melihat kondisi tersebut, Jasa Marga belum ada rencana untuk mengusulkan (tarif diskon), karena kami sebagai operator jalan tol itu mengusulkan tarif ke pihak terkait karena nanti perlu diputuskan juga oleh Kementerian PUPR apabila ada diskon tarif,” kata Lisye.
Lisye membandingkan dengan periode libur lebaran. Saat libur lebaran, kata Lisye, diskon dilakukan dalam rangka distribusi lalu lintas. Diskon yang diberikan Jasa Marga merupakan strategi rekayasa untuk bisa mengatur lalu lintas.
“Dengan adanya rekayasa lalu lintas, kami melihat masih belum cukup menampung, sehingga kami berkoordinasi dengan pihak-pihak terkait bahwa perlu dilakukan stimulus supaya puncak tersebut bisa menyebar,” kata Lisye.
Saat lebaran, stimulus yang diberikan Jasa Marga adalah memberikan diskon di ruas-ruas yg diperkirakan akan menjadi puncak lalu lintas. Pemberian diskon pun diberikan pada jam-jam tertentu agar kepadatan lalu lintas dapat teralihkan.(*)