24.5 C
Jakarta

Jatmiko: Berpuasa itu Menahan Dua Lubang, Lubang Atas dan Lubang bawah

Baca Juga:

SOLO,MENARA62.COM – Berpuasa itu harus menahan dua lubang, lubang atas dan lubang bawah. Lubang atas adalah menahan dari makan, minum, menggunjing, dan memfitnah.

Adapun lubang bawah di antara dua paha adalah menahan diri dari hubungan suami istri di siang hari dengan istri dengan sengaja. Hal itu diungkapkan oleh Dwi Jatmiko pada kajian Ahad pagi (9/2/2025).

Menyambut datangnya bulan suci Ramadan diselenggarakan Pimpinan Ranting ‘Aisyiyah (PRA) di serambi masjid Jami’ Kampung Sewu Solo dihadapan 200 jemaah.

“Puasa berasal dari bahasa arab AsShiyam dan Shoum, dua – duanya benar. Artinya AlImsak atau menahan diri,” terang Dai Champions TVone.

Menurutnya, puasa adalah menahan segala sesuatu, mengontrol diri. Ada 3 tingkatan dalam menahan segala sesuatu yaitu tingkatan biasa (menggugurkan kewajiban puasa), tingkatan kedua (menahan diri dari hal yang membatalkan puasa dan menjaga panca indera dari dosa), dan tingkatan ketiga (menahan diri dan menjaga panca indera serta menjaga hati dari bisikan setan).

Guru PAI SD Muhammadiyah 1 Solo itu juga mengingatkan, perbuatan istiqamah dipengaruhi oleh lingkungan. Oleh karena itu dia menyarankan agar jamaah pengajian memilih lingkungan atau sahabat yang baik. Dan bertobat dan kembali kepada petunjuk Allah. Sejatinya bertaubat diperlukan dan bisa dilakukan setiap saat.

“Kita harus menyambut Ramadan dengan gembira, tidak boleh sambat (mengeluh). alhamdulillah, tidak boleh dengan ungkapan-ungkapan nelangsa,” katanya.

Hadirnya Ramadan gunakan waktu-waktu tidak hanya main Smartphone. Gunakan waktu untuk membaca Alquran, menghafal, mentadaburinya, serta mengamalkannya. Sesungguhnya orang-orang yang selalu membaca kitab Allah dan mendirikan shalat dan menafkahkan sebahagian dari rezeki yang Kami anugerahkan kepada mereka dengan diam-diam dan terang-terangan.

“Mereka itu mengharapkan perniagaan yang tidak akan merugi,” terangnya.

Bulan Ramadan membawa banyak dampak seperti rahmat (kasih sayang), maghfirah (pengampunan dosa), itqu minnan nar (pembebasan dari api neraka), keberkahan (dilipat gandakan pahala), sarana menjadi orang taqwa, malam Lailatul Qaadar, dan keutamaan lainnya.

“Ini nikmat dan karunia Allah yang wajib disambut dengan gembira dan disyukuri. Bulan Ramadhan adalah bulan yang di dalamnya diturunkan Al-Qur’an, sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang benar dan yang batil). (QS. Al-Baqarah [2]: 185),” beber anggota Korps Mubalig Muda PDM Kota Surakarta. (*)

- Advertisement -
- Advertisement -

Terbaru!