Semarang – Jawa Tengah, MENARA62.COM – Ketua Umum Majelis Ekonomi dan Kewirausahaan Pimpinan Pusat Muhammadiyah (MEK – PPM), Herry Zudianto, meminta kepada Jaringan Saudagar Muhammadiyah (JSM) untuk terus menggelorakan semangat entrepreneur di seluruh jaringan Persyarikatan, hal ini sangat penting agar pilar ketiga (ekonomi) Muhammadiyah bisa tumbuh dan berkembang sebagaimana amanat Muktamar Muhammadiyah ke – 47 di Makassar – Sulawesi Selatan. Hal ini disampaikan saat memberikan keynote speaker diacara Safari Bisnis JSM Jelang Muktamar Muhammadiyah ke – 48 dengan tema: Meneguhkan Pilar ketiga Bidang Ekonomi Dalam Rangka Closed Loop Economi Muhammadiyah di Universitas Muhammadiyah Semarang, Sabtu kemarin (23/4/2022).
Lebih lanjut, Ketum MEK – PPM mengakui, untuk menumbuhkan pilar ketiga di Muhammadiyah atau entrepreneur tak bisa berjalan secara instan. Perlu proses yang panjang yang harus dilalui dengan istiqomah dan selalu belajar seperti halnya yang dilakukan para entrepreneur yang sukses selama ini.
“Maka saya berharap dengan adanya JSM dan program Muhammadiyah Business Center (MBC) sebagai media strategis dalam menggerak – gerakan semangat entrepreneur di Persyarikatan, khususnya para generasi muda,”ucap Herry.
Sementara, Ketua Umum Pimpinan Pusat JSM, Bambang Wijoyanto, menyambut baik arahan dari Ketum MEK – PPM tersebut, untuk mengembangkan potensi ekonomi Muhammadiyah dan nasional. Selama ini JSM telah berkolaborasi dengan berbagai pihak seperti Badan Usaha Milik Muhammadiyah (BUMM), Badan Usaha Milik Nasional (BUMN) dan Badan Usaha Milik Swasta (BUMS). Dengan berkolaborasi tersebut minimal memberikan motivasi semangat entrepreneur di ekosistem Persyarikatan.
Keberadaan MBC yang dikembangkan oleh JSM di tahun ini, kata Bambang, sebagai wujud bukti konkrit dari kolaborasi berbagai pihak dalam berinovasi dalam mengembangkan pilar ketiga Muhammadiyah. Meskipun selama 2 tahun sempat terhenti dengan adanya pandemi Covid – 19.
Closed Loop Economy
Potensi ekonomi Muhammadiyah sangat besar sekali jika di optimalkan dengan baik, dalam studi kasus di DKI Jakarta dan sekitarnya yang dipaparkan oleh Dosen Institut Teknologi Bisnis (ITB) Ahmad Dahlan – Jakarta, Syafrudin Anhar, menyebutkan kontribusi Persyarikatan dalam perputaran uang di DKI Jakarta mencapai Rp 2 Triliun. Besarnya potensi ekonomi tersebut, menurut mantan Ketum MEK – PPM itu sayangnya belum termanfaatkan dalam closed loop economy Muhammadiyah secara maksimal. Pada hal jika itu dikreat bersama semua aktifitas ekonomi bisnis itu bisa bermanfaat untuk pengembangan ekonomi di Muhammadiyah.
Caranya, kata Syafrudin, pertama, simpan uang dilembaga keuangan Muhammadiyah sendiri seperti di Baitut Tamwil Muhammadiyah (BTM), BPRS Muhammadiyah dan lembaga keuangan di Persyarikatan. Kedua, mengerjakan atau menyediakan sendiri aktivitas belanja Amal Usaha Muhammadiyah (AUM) seperti Perguruan Tinggi Muhammadiyah memiliki unit usaha dalam bentuk perseroan terbatas dan CV. Ketiga, asset cair berputar dikalangan sendiri sehingga terjadi pemupukan asset terjadi secara mandiri.
“Dengan demikian untuk menumbuhkan semangat pilar ketiga Muhammadiyah bukan hanya dari sisi pembangunan entrepreneur saja, akan tetapi membangun integrasi closed loop economy di Muhammadiyah juga tak kalah pentingnya,”tandas Syafrudin Anhar.