YOGYAKARTA, MENARA62.COM — Jurnal Telkomnika (Telecomunication Computing Electronics and Control) berhasil peraih peringkat pertama internasional versi CiteScore, Scopus-Elsevier tahun 2016 dengan nilai 0,75. Sebelumnya, jurnal ini hanya menempati urutan empat dengan nilai 0,36.
Demikian diungkapkan Kepala Lembaga Penerbitan dan Publikasi Ilmiah (LPPI) UAD, Tole Sutikno, ST, MT, PhD, MIET kepada wartawan di Yogyakarta, Selasa (6/6/2017). Hadir dalam pertemuan pers Rektor Dr H Kasiyarno, MHum, Wakil Rektor Bidang Konsolidasi dan Peningkatan Kualitas Akademik (WR I) Dr H Muchlas MT, Wakil Rektor Bidang Pengelolaan Sumberdaya (WR II) Drs Safar Nasir MSi, Wakil Rektor Bidang Pengembangan Kemahasiswaan dan Pemberdayaan Alumni (WR III) Dr Abdul Fadlil MT, Wakil Rektor Bidang Kerjasama dan Urusan Internasional(WR IV) Prof Dr Sarbiran.
Menempati peringkat pertama, kata Tole Sutikno, jurnal Telkomnika berhasil mengungguli International Journal of Electrical Engineering and Informatics (IJEEI) milik Institut Teknologi Bandung (ITB) berada di urutan kedua dengan nilai 0,68. Tempat ketiga diduduki Journal of ICT Research and Application (JICTRA) milik ITB dengan nilai 0,62.
Sedang urutan keempat Indonesian Journal of Chemistry milik Universitas Gadjah Mada (UGM) dengan nilai 0,50. Peringat kelima, Bulletin of Chemical Reaction Engineering & Catalysis milik Universitas Diponegoro Semarang dengan nilai 0,47. Peringkat keenam, Biodiversitas milik Universitas Negeri Sebelas Maret dengan nilai 0,44.
Dijelaskan Tole Sutikno, prestasi ini diraih berdasarkan tiga hal penilaian yaitu relevansi, kualitas, dan diversitas. “Untuk diversitas untuk seluruh penulis dari seluruh benua. Minimal berasal dari tiga benua. Sedang relevansi, tulisan atau hasil penelitian ada relevansi dengan kondisi terkini,” kata Tole.
Meskipun jurnal ini milik UAD, namun tidak berarti seluruh tulisan berasal dari dosen-dosen dalam negeri. Melainkan porsi diversitas 50 persen plus berasal dari luar negeri. Sedangkan sisanya untuk penulis atau dosen dalam negeri.
Keberadaan jurnal internasional ini sangat strategis karena tulisan yang dimuat dapat digunakan untuk memenuhi persyartan mendapatkan gelar profesor. “Banyak godaan dari dosen-dosen berbagai perguruan tinggi agar tulisan bisa dimuat. Bahkan pendekatannya melalui Rektor UAD,” kata Tole.
Sementara Kasiyarno mengatakan untuk menghadapi godaan tersebut sangat gampang. Kalau dosen yang ingin tulisannya dimuat di jurnal dan membawa ‘sesuatu’ tetap melalui prosedur yang telah ditetapkan. “Cara menghadapi godaan, ‘sesuatunya’ diterima, sedang tulisannya kalau tidak layak muat yang tidak dimuat. Ini untuk menjaga kualitas,” kata Kasiyarno.