Jakarta, menara62.com – Bulan Ramadhan tahun ini terasa berbeda, di samping cara beribadah yang berubah juga cara masyarakat untuk berbisnis.
Namun, di balik kesulitan itu selalu ada peluang, meraih kesempatan demi memperluas kreativitas dunia usaha di Indonesia. Khususnya bagi anak muda, UMKM dan warga masjid.
Hal itu dikatakan oleh Ketua Umum DMI yang juga mantan Wakil Presiden RI, Jusuf Kalla (JK) saat mengisi tausyiah terakhir Ramadhan Rabu Hijrah dengan tajuk “Anak Muda, UMKM dan Masjid,” Kamis (21/5/2020) sore.
JK menghimbau, agar UMKM yang menyerap tenaga kerja paling banyak dalam dunia usaha di Indonesia, didorong untuk mendapatkan porsi lebih besar.
Menurutnya, UMKM akan berperan penting menyelesaikan masalah ekonomi yang sebentar lagi bakal dihadapi Indonesia akibat pandemi Covid-19.
“UMKM mempunyai peran yang penting mendorong orang kembali bekerja dan mengkonsumsi barang-barang yang langsung dari masyarakat kecil. Di sinilah perlunya suatu kerjasama, karena bisnis itu tentu mempunyai tahapan. Tahapan pertama disamping produksi juga pemasaran, distribusi ini menjadi suatu hal yang perlu dimajukan,” jelasnya.
Ia pun mengapresiasi semakin berkembangnya situs jual beli e-comerce yang menampung banyak pengusaha UMKM dan menjadi salah satu terobosan yang dapat dimanfaatkan para pengelola masjid di Indonesia.
“Kita melarang orang berkumpul dulu di masjid untuk mencegah virus, tetap seperti apa yang selalu DMI gambarkan bahwa kita harus memakmurkan dan dimakmurkan masjid. Oleh karena itu maka fungsi masyarakatnya, atau mengelola ekonomi umat harus menjadi perhatian. Di mesjid kita harus tetap “berkumpul” dalam hal memajukan dunia kerja dengan masyarakat melalui kerjasama,” pesannya.
Tak hanya membantu masyarakat, Jusuf Kalla yang telah dua periode menjabat ketua DMI menghimbau agar di tengah pandemi ini umat Islam meneladani rasulullah dengan berbisnis atau menjadi pedagang dari rumah.
“Sebagai umat Islam agama kita ini sangat lengkap, kita mempunyai peranan yang besar di mana-mana tapi peranan kita di bidang ekonomi itu masih kecil. Jika kita selalu mengatakan ingin mengikuti keteladanan Rasulullah SAW, maka beliau sejak umur 13 sampai 40 tahun telah berdagang. Agar kehidupan ekonomi berjalan, marilah kita membuat usaha, walaupun dari rumah, walaupun kecil-kecil tapi terkoordinasi maka akan kuat dan mandiri,” pungkasnya.
Kebangkitan di Depan Mata
Chairman Rabu Hijrah, Pirman Reza mengatakan,bersyukur sebab tausyiah terakhir Rabu Hijrah di bulan Ramadhan dapat diisi oleh JK.
Ia menjelaskan sejak 2019, Rabu Hijrah telah konsisten mendengungkan kebangkitan ekonomi umat melalui diskusi demi diskusi, baik daring maupun luring bersama para pakar dan pemangku kebijakan. Sosok JK diharapkan memberi saran dan masukan untuk program Rabu Hijrah berikutnya.
“Perjalanan Rabu Hijrah di Ramadan tahun ini alhamdulillah kita telah melewati kurang lebih 4 kali talkshow dengan menghadirkan berbagai macam pembicara, pakar dan yang kemudian memiliki kewenangan khusus di bidang ekonomi. Kemudian ada tausiyah Ramadhan bahkan hari ini hingga edisi ke- 19. Alhamdulillah selama ini dengan baik dan lancar. Kami mengucapkan banyak terima kasih dan edisi ke-19 ini special karena kita bisa mendapatkan pesan-pesan dan sambutan dan arahan dari Pak Jusuf Kalla,” paparnya.
Di lain sisi, pendiri Rabu Hijrah Arief Rosyid yang turut hadir, mengajak pemuda untuk berkonsentrasi pada kebangkitan ekonomi umat. Bersama-sama menghimpun potensi untuk kebaikan bangsa dan agama.
“Hal yang paling penting sebenarnya adalah memulainya, kemudian bagaimana kita secara konsisten menjalankannya. Seperti Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam yag menjadi orang paling berpengaruh di dunia, karena sikapnya yang persisten dan teguh pada hal-hal yang baik. Potensi Indonesia begitu luar biasa besar, pemerintah sendiri sangat akomodatif terhadap kebangkitan ekonomi umat. Kemarin kita saksikan sendiri (Talkshow Rabu Hijrah,red) para pemangku kebijakan membahasakan dengan sangat optimis bahwa kebangkitan ekonomi umat sudah di depan mata,” jelas Arief.