JAKARTA, MENARA62.COM — Kader Aisyiyah, harus bisa berfikir kritis dan sensitive,tegas dalam bersikap, dan tetap berdiri di tengah-tengah Ummat, terutama dalam realitas Isu kebangsaan dan Keummatan saat ini
Ungkapan ini disampaikan Ketua Umum Pimpinan Pusat ‘Aisyiyah, Hj Siti Noordjannah Djohantini ketika memberikan pengantar diskusi pada Rapat Pleno/Rapat Koordinasi Pimpinan Pusat ‘Aisyiyah, di Jakarta, Kamis (3/8/2017). Rapat pertiga bulanan tersebut berlangsung di ruang rapat Ki Bagus Hadi Kusumo, Gedung Pusat Dakwah Muhammadiyah Jakarta, dan yang diikuti oleh seluruh Pimpinan Majelis tingkat pusat yang berada di Jakarta beserta Badan Pembantu Pimpinan ( BPP-PA )
“Aisyiyah lahir dan berkembang ditengah-tengah perjalanan ummat dan Bangsa ini yang selalu berdinamika dalam proses kehidupannya dan disitulah peran Aisyiyah dalam menyeimbangkan dan mengadakan perubahan dengan pencerahan ummat yang berkemajuan,” ungkap Prof Dr Masyithoh Chusnan MAg, Ketua PP ‘Aisyiyah.
“Dalam Perjuangan dan Semangat ber- “Aisyiyah, kita sebagai Pimpinan dan bagian dari pembuat sejarah perjalanan dan perjuangan ‘Aisyiyah agar selalu melihat perkembangan Ummat saat ini, maka kita semua sudah bertekad dalam komitmen dengan meng-infakan diri, tenaga dan fikiran kita dalam perjuangan ‘Aisyiyah untuk Ummat dalam memajukan martabat Bangsa,” lanjutnya.
Semangat tersebut, menurut Masyithoh, tidak boleh turun dan harus terus di pelihara terutama dalam kondisi Bangsa Indonesia saat ini, yang tidak bisa terelakkan dengan riuhnya realitas politik kebangsaan yang terjadi saat ini, terutama isu keberagaman berbangsa yang ber-bhineka dan kemajemukan dalam beragama akhir-akhir ini.
Sementara Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah sudah terlanjur besar dan harus tetap besar dalam perjalanannya dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, dan ini tantangan berat buat kita di dalam Ber Muhammadiyah dan ber- ‘Aisyiyah. Apalagi, realita kondisi ummat saat ini, menunggu dan bersandar pada Muhammadiyah dan “Aisyiyah dalam bersikap terhadap dinamika ini.
“Kita tetap berdiri di tengah-tengah ummat dengan tidak memihak pada salah satu pihak, dan kita tetap bermain cantik dan terhormat, sesuai dengan karakteristik Muhammadiyah – ‘Aisyiyah tidak bisa di beli atau dijual dalam kondisi politik kebangsaan ini, namun tetap berkerja untuk bangsa dan ummat tanpa banyak bicara, “ jelas Noordjannah.
—Suhendra—