INDRAMAYU, MENARA62.COM– Sebanyak 65 warga Indramayu, Jawa Barat, terdeteksi menderita tuberculosis (TB) sepanjang Januari hingga Mei 2017. Para penderita yang ditemukan oleh kader ‘Aisyiyah Indramayu, tersebut berasal dari 4 kecamatan, dengan rincian 17 penderita dari kecamatan Jatibarang, 31 penderita dari kecamatan Kandanghaur, 12 penderita dari kecamatan Indramayu dan 5 penderita dari kecamatan Karangampel.
Sebelumnya pada bulan Desember 2016, Aisyiyah Indramayu telah menemukan 8 orang positif menderita TB dari 4 kecamatan tersebut. Jadi total penderita terdeteksi saat ini 73 orang.
“Melihat data penderita TB, kami menyebutnya bahwa TB adalah alarm bagi warga Indramayu, bahwa menjaga kesehatan dan lingkungan adalah hal penting yang harus diperhatikan betul,” kata Nuraliyah Suryaningsih, M. Pd Ketua Pimpinan Daerah Aisyiyah Indramayu dalam siaran persnya.
Ia mengingatkan agar para penderita TB secepatnya berobat ke puskesmas, sehingga tidak menular ke anggota keluarga lainnya. Mengingat proses penularan kuman TB cukup mudah dan cepat.
Diakui untuk menjaring para penderita TB, Aisyiyah Indramayu menerjunkan 48 orang kader yang disebar pada 4 kecamatan. Para kader tersebut telah menunjukkan performanya selama 6 bulan terjun ke lapangan.
Selain itu, Aisyiyah juga melatih 45 kader PMO (pendamping minum obat) yang mendapingi pasien agar teratur minum obat dan bisa di sembuhkan. Karena sifat kuman TB Paru ini sangat kuat dan harus di obati selama 6 bulan tanpa terputus . Jika penderita mengalami putus berobat maka akibatnya bisa fatal dan penderita akan mengalami TB resisten obat (TB MDR). Pengobatan untuk TB MDR jauh lebih sulit, lebih mahal dan memakan waktu yang lebih lama.
Data dari dinas Kesehatan Indramayu, tercatat 9 penderita pada 2016 dan di tahun 2017 bertambah 5 penderita mengalami TB MDR. Dari jumlah tersebut, 10 penderita diantaranya dalam proses pengobatan. Sedangkan sisanya 1 penderita DO (drop out) kemudian 1 penderita meninggal dunia, sedangkan yang 2 penderita lainnya tidak ada keterangan.
“TB MDR peroses pengobatanya selama 2 tahun dan disertai suntikan selama 8 bulan tiap hari begitu pun obat yang di minum sangatlah begitu banyak, belum efek samping di antaranya halusinasi, tuli, limbung, mual dan kencing berwarna merah,” tutup Nuraliyah.