JAKARTA, MENARA62.COM — Kader IMM Tewas Tertembak Saat Aksi. Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) berduka. Seorang kader terbaik IMM – Immawan Randi, tewas setelah tertembak peluru tajam saat melakukan aksi unjuk rasa di kantor Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Sulawesi Tenggara, bersama dengan ribuan mahasiswa se-Kota Kendari, Kamis (26/9/2019).
Randi, Mahasiswa Universitas Halu Oleo ini, terkena tembakan peluru di dada sebelah kanan, saat bentrokan pecah antara mahasiswa dan pihak pengamanan.
Ketua Dewan Pimpinan Pusat Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah, Najih Prastiyo mengungkapkan bela sungkawa serta kehilangan yang sangat mendalam atas peristiwa tersebut. Menurut Najih, peristiwa ini adalah bukti nyata dari tindakan represif yang dilakukan oleh pihak keamanan terhadap mahasiswa yang ingin menyuarakan aspirasinya.
“Kami, IMM se-Indonesia menyatakan bela sungkawa yang mendalam atas meninggalnya salah satu kader IMM yang tertembak peluru tajam ketika melakukan aksi unjuk rasa di Kendari, Sulawesi Tenggara. Ini adalah kehilangan yang sangat besar bagi kami”, ujarnya.
Najih lantas mempertanyakan prosedur pengamanan aksi, yang kemudian sampai menodongkan senjata dan terjadi penembakan. Menurutnya, tidak dibenarkan prosedur pengamanan aksi sampai dengan terjadi penembakan peluru tajam.
“Secara pribadi saya mengecam atas terjadinya peristiwa ini. Bagaimana bisa dibenarkan prosedur pengamanan unjuk rasa dengan memakai senjata lengkap dengan peluru tajam. Ini mau mengamankan aksi, atau mau perang kepada mahasiswa. Pihak kepolisian harus bertanggung jawab mengusut kasus ini sampai tuntas, dan kami kader IMM se-Indonesia akan mengawal penuh kasus ini,” kata Najih.
Atas kasus ini, Najih menuntut Kepala Kepolisian Republik Indonesia (Kapolri) untuk mencopot Kepala Kepolisian Daerah (Kapolda) Sulawesi Tenggara. Ia dinilai telah gagal dan lalai dalam memberikan jaminan keamanan bagi mahasiswa dalam menyuarakan aspirasinya. Menurut Najih, penyampaian aspirasi secara lisan dan tertulis dilindungi oleh undang-undang.
“Mahasiswa itu bukan penjahat negara, yang harus ditembaki dengan seenaknya saja. Kami menuntut kepada Kapolri untuk mengusut kasus ini sampai benar-benar terang dan pelaku penembakan Kader Kami (Immawan Randi) dapat tertangkap secepatnya”, kata Najih.
Di akhir, Najih menyerukan kepada seluruh Kader Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah se-Indonesia untuk melakukan konsolidasi di masing-masing basis dan level pimpinan. IMM menyerukan aksi solidaritas atas tewasnya Immawan Randi ketika di medan aksi dan melawan segala bentuk represi yang dilakukan pihak keamanan terhadap mahasiswa.
“Kepada seluruh kader IMM se-Indonesia, mari kita rapatkan barisan dan melakukan konsolidasi di basis dan setiap level kepemimpinan untuk menyerukan aksi atas tewasnya saudara kita Immawan Randi”, ujarnya.
Dokter yang sempat merawat Randi memastikan, ia tewas karean tembakan tersebut. “Luka tembak,” kata dokter yang memeriksa Randi, dr Yudhi Ashary, kepada jurnalis di RS Ismoyo, Kamis (26/9/2019).
Pesan Din
Din Syamsuddin, mantan ketua umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah berpesan pada segenap Keluarga Besar IMM/AMM di seluruh Tanah Air, dan Muhammadiyah secara lebih luas. Pertama, bersama memanjatkan doa ke hadirat Allah SWT agar almarhum memperoleh husnul khatimah.
Kedua, menerima peristiwa ini sebagai musibah dan tragedi demokrasi akibat tindakan represif yang patut disesalkan.
Ketiga, mendorong pengusutan yang jujur dan transparan, dan agar tidak menimbulkan fitnah sebaiknya dilakukan autopsi oleh Tim Internal Muhammadiyah
Keempat, agar tetap tenang dan tidak terhasut untuk melakukan tindakan anarkisme, serta selalu kompak dalam menegakkan amar makruf nahi munkar.