Kaligrafi, merupakan seni rupa artistik yang dikenal sebagai tulisan tangan. Kaligrafi Islam adalah salah satu seni rupa yang dihormati diantara beberapa seni rupa Islam. Pasalnya, kaligrafi dianggap sebagai satu alat untuk melestarikan Al-Quran.
Seni kaligrafi, berkembang seiring perkembangan peradaban Islam. Kaligrafi identik dengan keindahan dan sifatnya yang membutuhkan konsentrasi tinggi dalam beberapa waktu untuk membacanya.
Kaligrafi dambil dari kata calligrphy dalam bahasa Inggris yang bersumber dari dua suku kata Yunani yaitu kallos yang berarti indah dan graphia yang berarti aksara, tulisan, atau gambar. Kaligrafi dikenal sejak zaman peradaban dunia di berbagai belahan dunia. Seni ini dinilai merupakan seni arsitektur rohani yang tampak secara visual sebagai bentuk jasmani.
Pameran
Di Indonesia, seni kaligrafi juga berkembang seiring perkembangan peradaban Islam di Indonesia.
Menjelang Ramadhan 1440 H ini, Taman Mini Indonesia Indah (TMII) menggelar pameran kaligrafi. Pameran ini berlangsung 19-21 April 2019. Pameran ini diadakan juga dalam rangka ulang tahun TMII ke-44. Ikut memeriahkan, Bayt Al-Qur’an & Museum Istiqlal (BQMI) Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur’an (LPMQ) Kemenag mengikuti Pameran Bersama Museum se-Indonesia di Sasana Kriya TMII.
BQMI dalam pameran ini mengusung tema “Perkembangan Seni Kaligrafi di Indonesia dari Klasik hingga Industri Kreatif”.
“Kami berterimakasih kepada Direktur TMII Bapak Tanribali Lamo yang menyempatkan berkunjung ke stand BQMI selepas membuka pameran. Merupakan kehormatan bagi kami atas kunjungan ini, dan beliau sempat memesan kaligrafi tulisan nama kepada kaligrafer nasional yg pernah menjuari MTQN JQH 2012, Bapak H Nur Kholis,” ujar salah satu peneliti LPMQ Zarkasyi seperti dilansir situs Kemenag.go.id
Menurutnya, selain kaligrafi nama, pengunjung pameran juga bisa memesan kreasi kaligrafi vas bunga atau toples kaca yang dikreasikan oleh kaligrafer terbaik nasional 2014, Hj Ernawati. Erna, demikian perempuan ini biasa dipanggil, saat ini tercatat sebagai pengurus Bidang Pendidikan dan Pengajaran Lemka (Lembaga Kaligrafi Al-Qur’an).
BQMI juga memamerkan sejumlah koleksinya, antara lain: Manuskrip Mushaf Al-Qur’an awal abad ke-19 dari Aceh, Cap Kaligrafi Macan Ali, Kaligrafi Ukir Kayu peninggalan Pangeran Ratu bin Sultan Ratu Palembang Tahun 1178H (1764M), piring keramik yang berasal dari masa Dinasti Ming (abad ke-17), dan beberapa koleksi kaligrafi kontemporer lainnya.
“Kaligrafi merupakan syiar Islam tanpa membual,” ujar Kurnia Agung Robiansyah selaku direktur Noqtah yang bergerak di industri Islamic Art, Calligraphy and Decoration.
“Mari kita syiar Islam dan membuka jendela peradaban Islam di Indonesia dengan kaligrafi,” ujarnya.