JAKARTA, MENARA62.COM – Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) tidak henti-hentinya gencar mengkampanyekan sosialisasi cegah sunting di kalangan remaja, kali ini melalui kampanye kegiatan gowes atau bersepeda.
“Ya, pada kesempatan ini, saya menyampaikan merasa gembira dan bangga. Dalam memperingati ulang tahun ke VII berdirinya Koseindo, BKKBN dilibatkan sepenuhnya dalam berbagai rangkaian kegiatan,” tutur Deputi Bidang Advokasi, Penggerakkan, dan Informasi BKKBN Sukaryo Teguh Santoso.
Pada kesempatan itu, Teguh mewakili Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) dr Hasto Wardoyo, memberi sambutan saat melepas peserta gowes jarak jauh Jakarta-Bogor-Bandung, di halaman kantor BKKBN Halim, Jakarta, Sabtu (11/12/2021).
Acara gowes tersebut, digelar dalam rangka kampanye sosialisasi cegah sunting di kalangan remaja. Teguh mengemukakan, Gowes jarak jauh yang sangat menantang ini, keesokan harinya (Minggu, 12/12/2021) akan digelar keliling kota Bandung.
Pada 19 Desember 2021, acara gowes akan diselenggarakan di Jakarta, sembari melakukan peresmian klinik cegah stunting di RS Polri. Dikatakannya, stunting harus diketahui dan dipahami seluruh masyarakat, terutama para pemuda dan remaja Indonesia.
Stunting adalah kondisi gagal tumbuh dan kembang pada anak, akibat kekurangan asupan gizi dalam waktu yang cukup lama. Dampak jangka pendek stunting adalah terganggunya perkembangan otak, kecerdasan, gangguan pertumbuhan fisik, serta gangguan metabolisme.
Sedangkan, dampak jangka panjangnya adalah menurunnya kemampuan perkembangan kognitif otak anak, kesulitan belajar, kekebalan tubuh lemah. Sehingga, mudah sakit serta berisiko tinggi munculnya penyakit metabolik.
Bahkan, ketika dewasa nanti akan memiliki tubuh pendek, tingkat produktivitas yang rendah, serta tidak memiliki daya saing di dalam dunia kerja. Untuk itu, cegah stunting penting, harus dapat di cegah sedini mungkin dimulai dari masa remaja, perencanaan pernikahan, serta kehamilan. Teguh menambahkan,
Dalam melakukan pencegahan stunting tentu BKKBN tidak dapat melakukan sendiri, perlu dukungan dari berbagai lintas sektor. Bekerja sama dengan Koseindo melalui kegiatan Gowes Tour Jakarta-Bogor- Bandung merupakan salah satu bagian, dari cara efektif untuk mengajak masyarakat Indonesia peduli pada cegah stunting.
“Presiden Joko Widodo telah menyatakan, tahun 2024 diharapkan angka prevalensi stunting yang saat ini di angka 27,67 persen dapat di turunkan menjadi 14 persen di tahun 2024. Ini bukan pekerjaan mudah butuh kerja keras dan dukungan seluruh pihak. Agar, stunting ini dapat di pahami seluruh masyarakat maka salah satu bentuk kegiatan yang dapat dilakukan adalah berbagi ilmu dan pengetahuan kepada masayarakat,” tutur Teguh.