29.2 C
Jakarta

Kampanye Zakat Harus Semasif Kampanye Haji

Baca Juga:

SEMARANG, MENARA62.COM – Masih adanya ketidak seimbangan proporsi kampanye zakat, disinyalir menjadi salah satu penyebab rendahnya literasi zakat di masyarakat. Oleh karenanya Lazismu Jawa Tengah membentuk korp da’i zakat yang kemudian di turunkan ke daerah-daerah di seluruh Jawa Tengah.

Demikian disampaikan oleh direktur Lazismu Jawa Tengah, Ikhwanus Shofa dalam sesi pembekalan da’i zakat di Kota Semarang, Ahad (21/3/21) di masjid At-Taqwa Wonodri kemarin.

Dari pengalaman mengelola zakat sejak 2005, Ihwan merasakan masih minimnya bahasan dakwah tentang zakat di masyarakat. Dia membandingkan topik bahasan zakat dengan haji, kalau tentang haji dibicarakan serius dan detail, tidak hanya aturan syar’i-nya bahkan pembahasan sampai ke tempat-tempat belanja dan wisata dilakukan. Tetapi tidak dengan bahasan zakat, dia pernah mendapati seorang da’i membahas zakat hanya satu kali dalam satu tahun.

Dalam hal pembentukan dai zakat ini dia berharap  zakat akan dibicarakan minimal sama porsinya dengan haji, sehingga mampu memberikan pencerahan terhadap masyarakat akan kewajiban zakat, kemampuan hitung zakat dan pelaksanaan zakat melalui lembaga yang kompeten.

Kenyataan masih tingginya angka kemiskinan di Jawa Tengah dalam berbagai bidang, adalah salah satu alasan lain perlunya menggencarkan kampanye zakat di masyarakat. Oleh karenanya Ihwan menyambut baik pembentukan korp dai zakat di Kota Semarang yang di lakukan oleh MTDK bekerjasama dengan Lazismu.

Dia menekankan agar Lazismu mendukung sepenuhnya gerakan tersebut, dia menyadari kekuatan penggalangan massa jamaah menjadi kewenangan majelis, sehingga kerjasama seperti ini bernilai strategis. Dia berharap ke depan kerjasama ini akan menumbuhkan jumlah muzaki maupun nilai zakat secara signifikan.

Persiapan kerjasama ini sudah dilakukan beberapa waktu sebelumnya. Dimana keterlibatan kerjasama ini tidak terbatas pada dua fihak saja. Ketua Lazismu Kota Semarang, Azis Sholeh mengharapkan keterlibatan majelis lain, dia mencontohkan misalnya Majelis Pustaka dan Informasi (MPI). Majelis ini mempunyai kewenangan melakukan publikasi secara luas menggunakan berbagai media informasi kekinian. Oleh karenanya dirinya berharap ke depan mampu membangun sinergi dakwah yang kuat dengan dukungan dana ZIS. Dengan demikian akan terbentuk ekosistem dakwah yang inovatif dan produktif. (hasan)

- Advertisement -
- Advertisement -

Terbaru!