Dalam disertasinya yang berjudul “Model Satuan Pendidikan Aman Bencana (SPAB) Berbasis Konstruksi Social Responsibility untuk Penguatan Budaya Kesiapsiagaan dalam Menghadapi Bahaya Alam”, Kanthi menawarkan solusi inovatif untuk meningkatkan kesiapsiagaan bencana di sekolah-sekolah, terutama di daerah rawan bencana.
“Guru memiliki peran sentral dalam mewujudkan SPAB dengan memperkuat budaya kesiapsiagaan di satuan pendidikan. Namun, implementasi karakter social responsibility di sekolah masih menghadapi kendala, seperti kurangnya integrasi nilai-nilai social responsibility dalam kegiatan intrakurikuler dan ekstrakurikuler, serta terbatasnya referensi bagi guru,” ujar Kanthi.
Melalui penelitian yang dilakukan di SMP Muhammadiyah Muntilan, Kanthi berhasil mengembangkan model SPAB berbasis konstruksi social responsibility yang terbukti efektif dan mudah diterapkan. Model ini telah dituangkan dalam buku pedoman yang dapat menjadi acuan bagi kepala sekolah dan pemangku kepentingan lainnya dalam mengembangkan SPAB di sekolah masing-masing.
“Buku pedoman ini berisi langkah-langkah praktis dalam mengembangkan SPAB berbasis konstruksi social responsibility. Harapannya, model ini dapat diadopsi oleh sekolah-sekolah di seluruh Indonesia untuk meningkatkan kesiapsiagaan menghadapi bencana,” tambah Kanthi.
Dengan diraihnya gelar doktor ini, UNIMMA semakin memperkuat posisinya sebagai perguruan tinggi yang berkomitmen menghasilkan lulusan berkualitas dan berdaya guna bagi masyarakat. (*)