MALANG, MENARA62.COM — Korps Relawan Muhammadiyah (KAWANMU) terus memperkuat peran layanan psikososial Muhammadiyah dalam penanganan kebencanaan nasional. Melalui Pembekalan Relawan Psikososial Tahap II, KAWANMU menyiapkan 1.000 relawan yang akan ditugaskan pada fase rehabilitasi pascabencana banjir di Pulau Sumatera.
Kegiatan ini merupakan tindak lanjut amanat Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Majelis Pembinaan Kesejahteraan Sosial (MPKS) PP Muhammadiyah Tahun 2025 sekaligus aktualisasi nilai teologis Surah Al-Ma’un dalam kerja-kerja kemanusiaan. Pembekalan dilaksanakan pada 19–21 Desember 2025 di Kota Malang, bekerja sama dengan Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) serta Kementerian Sosial (Kemensos).
Ketua Satgas Nasional KAWANMU, M. Arif An, menegaskan bahwa kehadiran KAWANMU merupakan kebutuhan strategis di tengah meningkatnya intensitas bencana di Indonesia.
“Korps Relawan Muhammadiyah (KAWANMU) hadir sebagai respons strategis amanat Rakernas MPKS 2025 dan aktualisasi teologis Surah Al-Ma’un. KAWANMU dimaknai sebagai manifestasi revitalisasi gerakan kesejahteraan sosial Muhammadiyah yang berfokus pada penguatan layanan berbasis komunitas (grassroots),” ujarnya.
Ia menambahkan, kondisi kebencanaan yang terus berulang menuntut kesiapan relawan yang tidak hanya tangguh secara fisik, tetapi juga kompeten dalam pendampingan psikososial bagi para penyintas.
Sebagai bentuk penegasan identitas dan konsolidasi gerakan, MPKS PP Muhammadiyah secara resmi melakukan kick off KAWANMU kepada seluruh elemen Persyarikatan dan publik. MPKS juga menyatakan kesiapan untuk berkolaborasi dengan berbagai elemen kemanusiaan dalam merespons bencana di Tanah Air.
Dalam konteks penanganan banjir di Sumatera, MPKS PP Muhammadiyah mendapat amanah sebagai penanggung jawab layanan psikososial Muhammadiyah. Untuk itu, 1.000 relawan KAWANMU dipersiapkan khusus untuk diterjunkan pada fase rehabilitasi pascabencana.
Ketua MPKS PP Muhammadiyah, Dr. Mariman Darto, S.E., M.Si., menekankan bahwa setiap relawan membawa mandat moral dan nama besar Persyarikatan dalam menjalankan tugas kemanusiaan.
“Relawan harus mampu merespons situasi kebencanaan dengan cepat dan tepat. KAWANMU menjadi duta Muhammadiyah di lokasi bencana dan harus menjadi teladan. Kehadiran relawan bukan hanya membantu secara fisik, tetapi juga memulihkan harapan, ketenangan, dan semangat para penyintas, khususnya anak-anak, lansia, dan penyandang disabilitas,” tegasnya.
Mariman Darto juga mengingatkan bahwa dampak bencana tidak hanya bersifat fisik, tetapi sering memicu trauma psikologis seperti kecemasan, depresi, dan gangguan stres. Oleh karena itu, relawan psikososial Muhammadiyah dipastikan memiliki kapasitas sebagai pendamping, pembimbing, sekaligus motivator bagi korban bencana.
Sebelum mengikuti pembekalan, seluruh relawan telah melalui asesmen kesehatan serta kesiapan interaksi dengan penyintas. Materi yang diberikan meliputi Life Development Program (LDP), Psychological First Aid (PFA), konseling, terapi bermain dan mendongeng, pertolongan psikologis pertama, hingga hipnoterapi. Narasumber berasal dari unsur MDMC, IHC, MPKS, serta perwakilan Kemendikdasmen dan Kemensos.
M. Arif An menambahkan, pemberangkatan Relawan Psikososial KAWANMU Tahap II ke wilayah bencana di Sumatera direncanakan mulai awal Januari 2026, seiring berakhirnya fase tanggap darurat dan memasuki masa rehabilitasi.
Sementara itu, kick off KAWANMU yang dikemas dalam Apel Siaga pada Sabtu (20/12/2025) dihadiri sekitar 200 relawan dari MPKS PWM Jawa Timur, MPKS PDM Surabaya, serta Tim Psikososial Muhammadiyah. Apel dipimpin oleh Mariman Darto sebagai pembina upacara dan Ferry Yudi Antonis sebagai pemimpin upacara.
Melalui penguatan kapasitas relawan ini, MPKS PP Muhammadiyah berharap KAWANMU tampil sebagai kekuatan relawan yang profesional, berkarakter Al-Ma’un, dan selalu siap diterjunkan kapan pun dibutuhkan untuk melayani kemanusiaan di seluruh penjuru Indonesia. (*)
