MAKKAH, MENARA62.COM — KBIHU Diminta Edukasi Jemaah Terkait Murur. Kementerian Agama (Kemenag) mengajak Kelompok Bimbingan Ibadah Haji dan Umrah (KBIHU) untuk mengedukasi jemaah terkait murur. Ajakan ini disampaikan Direktur Bina Haji Kemenag Arsad Hidayat saat bertemu dengan Forum Komunikasi KBIHU (FK KBIHU) di Makkah.
“Kebijakan murur ini diambil dalam rangka menjaga dan menyelamatkan jiwa seluruh jemaah haji Indonesia serta kemaslahatan bersama. Mengingat, kalau kebijakan ini tidak dipilih, maka pasti akan terjadi kepadatan yang luar biasa di Muzdalifah. Semuanya sudah diperhitungkan oleh pemerintah,” kata Direktur Bina Haji Arsad Hidayat di Makkah, Sabtu (8/6/2024), yang dilansir situs Kemenag.go.id.
“Namun, sebaik apa pun kebijakan ini disusun bila tidak didukung oleh seluruh mitra, maka tidak akan berhasil dengan baik. FK KBIHU adalah mitra Kemenag. Karenanya, kami berharap Bapak dan Ibu dapat turut serta memberikan edukasi bagi jemaah terkait murur ini,” ujarnya.
Pertemuan tersebut antara lain dihadiri, Kepala Daerah Kerja Makkah Khalilurrahman, Kasi Bimbingan Ibadah Daker Makkah Imam Khoiri, para Konsultan Ibadah Daker Makkah, serta Pengurus FK KBIHU se-Indonesia.
Mabit
Lebih lanjut, Arsad menjelaskan, murur adalah mabit (bermalam) yang dilakukan dengan cara melintas di Muzdalifah, setelah menjalani wukuf di Arafah. Jemaah saat melewati kawasan Muzdalifah tetap berada di atas bus (tidak turun dari kendaraan), lalu bus langsung membawa mereka menuju tenda Mina.
Skema murur ini, rencananya akan diikuti oleh 25 persen jemaah haji Indonesia atau sekitar 55 ribu orang. Mereka yang akan diprioritaskan ikut dalam skema murur ini adalah para jemaah dengan risiko tinggi (risti), lanjut usia (lansia), disabiltas, serta para pendamping lansia.
“Jemaah yang masuk dalam kelompok murur, akan mulai diberangkatkan dari Arafah pada tanggal 9 Zulhijah mulai pukul 19.00 WAS. Ini KBIHU harus paham dan harus tahu sehingga bisa membantu menyiapkan jemaahnya yang ikut murur agar siap pada waktu tersebut,” jelas Arsad.
Ia menambahkan, ketepatan waktu pemberangkatan murur ini menjadi salah satu kunci keberhasilan skema pergerakan jemaah di Arafah, Muzdalifah, dan Mina (Armuzna). “Agar bisa berjalan seperti yang kita harapkan, maka peran edukasi bagi jemaah amat penting. Kami berharap, KBIHU dapat mengisi ruang edukasi tersebut,” ujar Arsad.
“Kita berharap, kalau skema ini berhasil dijalankan, maka seluruh jemaah haji Indonesia telah berada di Mina sebelum tengah hari pada 10 Zulhijjah,” ujarnya.