JAKARTA, MENARA62.C0M – Peluncuran Platform Kedaireka (Kedaulatan Indonesia dalam Reka Cipta) semakin dekat. Kedaireka merupakan salah satu upaya Pemerintah RI melalui Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia untuk meningkatkan kolaborasi perguruan tinggi dan industri serta meningkatkan kompetensi sumber daya manusia Indonesia yang unggul.
Kedaireka merupakan wadah berkumpulnya aspek/unsur dalam penta helix yang akan berkolaborasi dan sinergis untuk memajukan bangsa Indonesia. Kedaireka dibangun sebagai implementasi dari kontribusi visi kampus merdeka yang memberikan manfaat dan kesejahteraan masyarakat melalui karya cipta anak negeri dalam semangat membangun kemandirian bangsa. Kedaireka dapat diartikan sebagai usaha dan reka cipta serta dapat diartikan pula sebagai Kedaulatan Indonesia dalam Reka Cipta.
Ditjen Dikti kembali menyelenggarakan acara soft promo kedua Kedaireka, dengan mengadakan acara yang dikemas dalam bentuk seminar daring bertajuk “Ngopi di Kedai Bareng Kedaireka Jilid 2”, Rabu (9/12).
Webinar “Ngopi di Kedai Bareng Kedaireka Jilid 2” merupakan acara bincang-bincang santai yang membahas tentang reka cipta atau inovasi. Tujuannya untuk mengeksplorasi ide inovator atas karya-karya yang dihasilkan, termasuk harapan dunia industri terhadap inovator. Acara ini dibuka secara umum untuk mahasiswa, dosen, inovator, dan masyarakat umum.
Hadir dalam acara ini sebagai narasumber yaitu, Sekretaris Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Dr. Ir. Paristiyanti Nurwardani, M. P. dan Inovator Industri/Direktur PT Stechoq Robotika Indonesia Malik Khidir. Sedangkan moderator adalah mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada, Riki Wartakusumah.
Dalam webinar ini Paris menjelaskan bahwa webinar ‘Ngopi di Kedai Bareng Kedaireka Jilid 2’ merupakan media komunikasi yang ingin disampaikan kepada masyarakat bahwa Indonesia mempunyai banyak innovator muda.
Paris menuturkan Platform Kedaireka akan diluncurkan pada tanggal 12 Desember 2020 mendatang. Platform resmi Kedaireka dibuat dalam rangka membangun ekosistem Kampus Merdeka dengan harapan akan menjadi wadah kolaborasi nyata pertemuan antara Perguruan Tinggi dengan dunia Industri, yang mungkin juga akan menjadi persiapan dalam mengajukan hibah matching fund.
Paris mengatakan bahwa Mendikbud Nadiem Makarim sudah meluncurkan Merdeka Belajar episode keenam terkait dengan transformasi dana pemerintah untuk pendidikan tinggi. Salah satu transformasi pendanaan pendidikan tinggi itu adalah matching fund sebesar Rp 250 milliar.
“Matching fund merupakan bantuan dana yang diberikan untuk melengkapi atau memperkuat sebuah program hilirasi karya reka cipta perguruan tinggi dengan industri atau investor. Keuntungan dari Matching fund itu sendiri adalah mengurangi potensi kerugian ditahap Research and Development, menambah jumlah penerima manfaat, menghasilkan produk dengan tingkat kesiapan teknologi yang lebih baik, melibatkan lebih banyak Insan Dikti dalam kolaborasi, serta mendorong terjadinya dialog dan Menyusun proposal bersama,” paparnya.
Paris jelaskan bahwa reka cipta merupakan salah satu upaya mencapai tujuan dari perguruan tinggi dalam melahirkan lulusan-lulusan yang memiliki semangat kemandirian, inovatif, kompetitif dan solutif bagi masyarakat. Dengan landasan tersebut perlu terciptanya Kampus Merdeka yang merupakan pola baru dalam sistem pembelajaran pendidikan tinggi di Indonesia, sehingga beberapa hal perlu disesuaikan dalam menghadapi perubahan zaman seperti kurikulum, sistem teknologi informasi dan lainnya.
“Oleh karena itu, Kemendikbud melalui Ditjen Dikti akan menilai kelayakan program untuk mencapai 8 Indikator Kerja Utama (IKU) serta rekam jejak institusi dan/atau mitra dalam program peningkatan kualitas akademik dan IKU,” jelasnya.
Kedepannya menurut Paris, diharapkan setelah diadakan seminar serta peluncuran, tercipta hubungan timbal balik dimana perguruan tinggi dapat menyelesaikan penawaran masalah bisnis yang diberikan oleh industri.
“Kedaireka akan menjadi satu ekosistem yang memberikan simbiosis mutualisme yang menguntungkan antara inventor dan investor. Di sisi lain, industri dapat menggunakan usulan reka cipta yang ditawarkan oleh perguruan tinggi untuk membangun ekosistem reka cipta di Indonesia sebagai implementasi Kampus Merdeka. Selanjutnya akan mendorong peran dunia industri dalam mendukung para pereka cipta di perguruan tinggi, karena kolaborasi dari perguruan tinggi dan industri menjadi syarat wajib untuk mengajukan hibah matching fund,” jelasnya.
Sementara itu Malik Khidir menyampaikan bahwa jangan sampai Sumber Daya Manusia di Indonesia hanya menjadi operator saja, namun tetap harus menjadi inovator. Menurut Malik, Kedaireka merupakan cerminan dari simbiosis mutualisme karena akan saling menguntungkan antara investor dan penerima investor. Malik Khidir juga berharap, Kedaireka dapat memfasilitasi antara investor, industri, kampus, dan Sumber Daya Manusia.
“Mari berkarya bersama untuk kemajuan Indonesia,” pungkas Malik.
Dengan adanya acara ini diharapkan baik mahasiswa, dosen, inovator, dan masyarakat umum lainnya dapat mengetahui apa itu platform Kedaireka, bagaimana platform tersebut digunakan, apa manfaatnya dan siapa saja yang dapat menggunakan platform tersebut.