27.8 C
Jakarta

Kegiatan Fisik Pasien COVID Saat Isolasi Mandiri

Baca Juga:

Kegiatan fisik apa yang boleh dilakukan oleh pasien COVID-19 saat isolasi mandiri? Hal itu sering menjadi pertanyaan. Aktifitas fisik memang bermanfaat untuk dapat mengurangi kecemasan, meningkatkan daya tahan, mencegah penyakit tidak menular seperti hipertensi dan diabetes melitus, meningkatkan kualitas tidur, dan meningkatkan kepercayaan diri. Namun, penting diketahui dulu derajat keparahan pasiennya. Demikian disampaikan Oka Rahmatika Noviyanti, Str.Ftr, dari Rumah Sakit Universitas Indonesia, pada acara Talkshow Awam Bicara Sehat (23/2/2021).

Menurut Tim Satgas COVID, ada 4 tingkat derajat pasien COVID yang penting untuk diketahui, yaitu pertama, kondisi ringan dan jika ada gejala maka gejalanya tidak menetap dan tanpa komplikasi. Kedua, kondisi sedang, yaitu keadaan dengan ada sesak napas. Ketiga, kondisi berat, ada manifestasi pneumonia, sesak napas, dan tingginya respiratory rate. Keempat yaitu kritis, pasien mengalami desaturasi, dan nilai saturasi oksigen darahnya (SpO2) rendah.

“Pasien dengan gejala ringan dan sedang yang diperbolehkan untuk melakukan latihan fisik. Latihan fisiknya tidak bisa disamaratakan, harus disesuaikan dengan kondisi dan usia pasiennya,” terang Oka.

Berdasarkan rekomendasi dari fisioterapis, latihan yang paling utama adalah latihan pernapasan kemudian latihan fisik. Latihan fisik dapat dilakukan dengan berbagai posisi, bahkan bisa dengan posisi sambil tidur, seperti melakukan vertical cycling atau gerakan mengangkat-menurunkan bokong. Selain itu, aktivitas fisik lainnya yaitu naik-turun tangga atau wall push-up pada dinding rumah.

“Lakukan latihan fisik dengan peralatan yang ada di rumah. Tak perlu membeli treadmill atau sepeda statis, misalnya. Memulai latihan fisik itu lebih sulit niatnya ketimbang tools-nya,” kata Oka.

Terkait gerakannya, pasien bisa mengikuti kelas online personal trainer yang ada arahan gerakan buat pasien. Banyak sekali video tutorial latihan fisik di youtube yang bisa diakses gratis oleh pasien yang tengah isolasi mandiri. Bisa juga memanfaatkan layanan telemedicine dari rumah sakit. Tim rehabilitasi medik atau tim fisioterapis yang akan memandunya.

“Pasien yang sudah dinyatakan negatif, masih perlu pemulihan. Jika pasien  ingin berlatih fisik untuk daya tahan, maka bisa membuat jadwal konsultasi dengan dokter rehabilitasi medik dan fisioterapisnya,” tambahnya.

 

 

- Advertisement -
- Advertisement -

Terbaru!