28 C
Jakarta

Kehadiran Museum, Kampus UAD Jadi Representasi Kantor Muhammadiyah

Baca Juga:

YOGYAKARTA, MENARA62.COM — Kehadiran Museum Muhammadiyah akan menjadikan Kampus 4 Universitas Ahmad Dahlan (UAD) sebagai representasi Kantor Muhammadiyah. Selain itu, Museum Muhammadiyah juga diharapkan bisa menumbuhkan kesadaran sejarah pada generasi muda.

Prof Dr Muhadjir Effendy, MAP, Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) mengemukakan hal itu pada peresmian Museum Muhammadiyah, Senin (14/11/2022). Peresmian ditandai dengan penandatangan prasasti oleh Prof Muhadjir Effendy dan Ketua Umum PP Muhammadiyah, Prof Dr KH Haedar Nashir MSi.

Dijelaskan Muhadjir Effendy, ada dua pertimbangan mengapa Museum Muhammadiyah diletakan di Kampus UAD. Pertama, UAD merupakan kampus Muhammadiyah tertua di Yogyakarta. Saat berdiri bernama IKIP Ahmad Dahlan Yogyakarta.

Kedua, Museum ini setengah dititipkan kepada UAD. Sebab Museum itu high cost, perlu perawatan dan biaya operasional. Bahkan jika ada pembangunan yang belum selesai berani nombok. Sehingga Museum cocok ditempatkan di Kampus UAD.

“Mudah-mudahan akan membuat UAD berkah. Karena kalau masyarakat berkunjung ke Museum pasti mampir ke UAD. Apalagi di depannya ada masjid yang cukup fenomenal. Sehingga akan membangun ekosistem di Kampus UAD dan menjadi representasi Kantor Muhammadiyah di Yogyakarta,” kata Muhadjir.

Tokoh Muhammadiyah yang menjadi Pahlawan Nasional. (foto : heri purwata)

Sedang Haedar Nashir mengatakan sebentar lagi, PP Muhammadiyah juga akan meresmikan Institut Tabligh yang pembangunannya satu paket dengan Museum. Haedar Nashir berharap kepada keluarga besar Persyarikatan Muhammadiyah agar memanfaatkan museum.

“Sebab museum merupakan kunci pembuka sejarah dan proyeksi Muhammadiyah ke depan. Saya setuju, museum tidak hanya berbicara masa lampau. tetapi juga proyeksi ke masa depan,” kata Haedar.

Sementara Rektor UAD, Dr Muchlas MT mengatakan Museum Muhammadiyah berdiri di atas tanah seluas 1.200 meter persegi dari total lahan 2.800 meter persegi. Gedung empat lantai ini terdiri dari 3.000 meter persegi ruang pamer, 3.000 meter persegi ruang non pamer. “Artefak, dokumen dan konten yang ada di dalamnya berasal dari kontributor internal lingkungan Persyarikatan Muhammadiyah maupun eksternal,” kata Muchlas.

Pembangunan dilakukan melalui tiga tahap oleh tim kerja dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemedikbud), PP Muhammadiyah dan UAD yang dimulai tahun 2018. Sedang tata pamer museum dilaksanakan Tim Museum dari Majelis Pustaka dan Informasi (MPI) PP Muhammadiyah dan UAD dibantu PT Merapi Mas Nusantara. (*)

- Advertisement -
- Advertisement -

Terbaru!