33.4 C
Jakarta

Kejar Kompetisi Global, 82 Dosen Vokasi Ikuti Program Magang di Inggris dan Amerika

Baca Juga:

TANGERANG, MENARA62.COM – Guna mewujudkan kompetensi global para dosen vokasi, Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi (Ditjen Diksi), Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek), melalui Direktorat Kelembagaan dan Sumber Daya (KLSD) Pendidikan Tinggi Vokasi kembali memberangkatkan 82 dosen vokasi ke Inggris dan Amerika.

Pelaksana tugas Sekretaris Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi (Plt. Sesditjen Diksi), Saryadi, beserta Direktur Kelembagaan dan Sumber Daya (KLSD) Pendidikan Tinggi Vokasi, Henri Tambunan, melepas keberangkatan para dosen. Rombongan akan mengikuti “Program Magang Penguatan Tata Kelola Perguruan Tinggi Unggul Bereputasi Global melalui Sertifikasi Kompetensi, Sertifikasi Profesi dan Magang Bersertifikat Tahun 2022 (Sertikom 2022)” ke Inggris dan Amerika.

Plt. Sekretaris Ditjen Pendidikan Vokasi, Saryadi, menyampaikan bahwa program ini dilaksanakan untuk menjawab tantangan dan tuntutan revolusi industri 4.0, yakni dosen pendidikan tinggi vokasi yang dituntut untuk memiliki kompetensi, wawasan, dan pengetahuan terkait perkembangan dan dinamika industri berskala internasional.

Saryadi mengatakan bahwa selain memperoleh sertifikasi berskala internasional, selama menjalani program magang di beberapa perguruan tinggi dan industri besar luar negeri, peserta diwajibkan untuk menggali sebanyak-banyaknya pengetahuan, wawasan, dan pengalaman penyelenggaraan proses pembelajaran pendidikan vokasi di perguruan tinggi bereputasi global tersebut, serta diberi tugas untuk menjalin kerja sama dan networking dengan beberapa universitas di negara yang dituju.

“Sepulang dari menjalani program magang, pelatihan, dan sertifikasi kompetensi internasional ini, diharapkan dosen tersebut akan menjadi change agent dan leader proyek perubahan dan inovasi bagi perguruan tinggi asal mereka. Melalui perubahan dan inovasi tersebut, diharapkan akan dapat membawa perguruan tingginya ke dalam ekosistem dan tata kelola perguruan tinggi vokasi yang baik dan sehat untuk menuju reputasi perguruan tinggi global dan siap untuk bersaing di kancah internasional,” ujar Saryadi, di Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten (5/11).

Sementara itu, Direktur KLSD Pendidikan Tinggi Vokasi, Henri Tambunan, menyampaikan bahwa rombongan kloter kedua yang diberangkatkan kali ini, merupakan rombongan terbanyak yang mewakili ketiga skema program beasiswa Sertikom luar negeri tahun 2022, yaitu skema Sertifikasi Kompetensi, Sertifikasi Profesi, dan Magang Bersertifikat. Program beasiswa ini terlaksana sebagai wujud implementasi kerja sama antara Kemendikbudristek dan Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP).

Henri menjelaskan, ada dua kelompok besar program beasiswa ini, yaitu kelompok Sertikom Dalam Negeri dan Sertikom Luar Negeri. Untuk dapat mengikuti program ini, peserta harus melewati serangkaian panjang proses seleksi yang sangat ketat, yang dilaksanakan secara akuntabel dan transparan, yaitu seleksi administrasi dan substansi, dengan melibatkan 48 orang reviewer nasional. Hingga akhirnya, dari sekitar empat ribuan pendaftar, sejumlah 744 dosen vokasi dinyatakan lolos untuk mendapatkan beasiswa program ini, baik skema di dalam maupun luar negeri.

Untuk skema luar negeri, terpilih 194 dosen vokasi dari PTN dan PTS yang akan melaksanakan program di 13 perguruan tinggi serta industri di empat negara asing, yaitu Inggris, Jerman, Amerika, dan Singapura, dengan rincian 96 orang akan ditempatkan di tujuh universitas dan industri di Inggris, 58 orang akan mengikuti program di dua universitas di Amerika, 36 orang lainnya akan mengikuti program di TU Dresden Institute, Jerman, dan empat orang lagi di SQI International Singapore.

Dosen yang akan berangkat pada kloter kedua ini adalah 82 orang dari Skema Sertifikasi Kompetensi dan Magang Bersertifikat, dengan negara tujuan Inggris dan Amerika. Di Inggris, para peserta akan ditempatkan di Cardiff and Vale College (8 orang), City of Glasgow College (26 orang), Duco Digital (6 orang), dan University of Strathclyde (20 orang), dan di University of Rhode Island, Amerika Serikat (22 orang).

Turut hadir dalam upacara pelepasan, perwakilan dari Kedutaan Besar Amerika di Indonesia yang diwakili oleh Randall Martin, Technical Lead – Institutional Management, USAID Teman LPDP, dan Vice Rector for Academic Affair University of Rhode Island, Kirstin Johnson, Dekan Fakultas Lingkungan dan Ilmu Hayati, John Kirby, dan Direktur Kemitraan Asia, Brook Williams Ross.

Sedangkan Kristin Johnson, Wakil Rektor University of Rhode Island (URI), menyambut kerja sama ini dengan senang dan bangga, karena universitasnya terpilih sebagai salah satu penyelenggara program. “Kami telah menyiapkan para profesor terbaik untuk menggembleng para dosen, khususnya dalam bidang kemaritiman, perikanan, dan juga ilmu farmasi serta riset herbal medicine, yang merupakan program pelatihan unggulan dari URI,” jelas Kristin.

Ia juga berharap bahwa kerja sama ini tidak hanya sebatas pelatihan (training), tetapi ke depannya juga harus diperluas dengan bentuk kerja sama yang lain, seperti program double degree, joint research, joint publication, visiting professor, staf mobility, student mobility, international conference, dan kegiatan ilmiah lainnya.

Sebelumnya, Kemendikbudristek telah memberangkatkan rombongan dosen dua pekan lalu ke Inggris. Adapun rangkaian kegiatan diawali dengan penandatanganan kontrak penyelenggaraan program secara simbolis, yang diwakili oleh tiga penyelenggara program, yaitu University of Rhode Island (Amerika), Politeknik Negeri Jakarta, dan PT Sebelas Cipta Mandiri, dilanjutkan dengan upacara pelepasan keberangkatan.

Program ini juga dilaksanakan dalam rangka membantu Pemerintah Indonesia dalam menjawab tantangan dari hasil penelitian McKinsey Global Institute, yang memprediksi bahwa Indonesia pada tahun 2030 akan menjadi negara dengan kekuatan ekonomi terbesar ke-7 di dunia. Oleh karenanya, saat Pemerintah Indonesia sedang berupaya untuk mewujudkan sumber daya manusia (SDM) terampil sebanyak 113 juta pada tahun 2030. Ini merupakan tantangan yang cukup berat, mengingat peringkat daya saing global Indonesia saat ini masih berada pada urutan ke-50 dari 141 negara dan menduduki peringkat ke-4 di ASEAN (WEF, 2019).

- Advertisement -
- Advertisement -

Terbaru!