31.1 C
Jakarta

Kejar Target Skor TOEFL untuk Santri, Pondok Shabran UMS Gelar English Course

Baca Juga:

SOLO,MENARA62.COM – Pondok Hajjah Nuriyah Shabran Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) menggelar kegiatan English Course. Kegiatan ini dilaksanakan di ruang seminar Pondok Hajjah Nuriyah Shabran dengan menghadirkan penerima beasiswa LPDP sekaligus mahasiswa S3 University of Queensland sebagai pemateri.

Pemateri dalam kegiatan ini, Satria Adi Pradana, S.Pd., M.Pd., menyampaikan bahwa English Course ini dirancang untuk memberikan pemahaman dasar mengenai TOEFL. Selain itu, ia juga menjelaskan metode pembelajaran yang diterapkan selama pelatihan. Pelatihan ini berlangsung selama dua pekan, mulai 20 Januari hingga 1 Februari 2025.

“Metodenya student-centered untuk drilling exercise dan teacher-centered untuk enrichment,” ujar Satria.

Lebih lanjut, Satria menambahkan bahwa kegiatan ini ditujukan untuk para santri pilihan Pondok Shabran UMS dengan harapan mereka mampu memahami pentingnya bahasa Inggris dalam menghadapi dunia global.

Dengan demikian, mereka akan terus berlatih dan menempa diri agar siap menghadapi tuntutan zaman di masa depan. Satria mengungkapkan tantangan serta solusi yang dihadapinya selama kegiatan berlangsung.

“Bertemu dengan peserta didik yang memiliki kemampuan dan level yang berbeda membuat saya harus merancang pembelajaran dasar untuk menyelaraskan pemahaman mereka,” tambahnya.

Nurul Fahri Friyanda, salah satu peserta kegiatan ini, mengungkapkan bahwa ia merasa senang dan semakin termotivasi untuk melanjutkan studi ke luar negeri. Hal ini tidak lepas dari kisah inspiratif yang dibagikan oleh Satria Adi Pradana mengenai perjuangannya meraih beasiswa LPDP di University of Queensland.

“Materi yang disampaikan membuka wawasan saya, dan cerita perjuangan Mr. Satria benar-benar memberi semangat saya untuk mengejar kesempatan studi di luar negeri,” ungkapnya, Kamis (6/2/2025).

Selain itu, Fahri juga mengungkapkan kendala yang dihadapi selama dua minggu pelatihan. Ia menyebutkan bahwa keterbatasan kosakata bahasa Inggris menjadi tantangan utama yang membuatnya kesulitan dalam memahami materi secara mendalam.

Ia merasa perlu lebih banyak waktu dan latihan untuk memperkaya kosakata serta meningkatkan pemahaman terhadap struktur bahasa, terutama dalam menerapkan tenses dengan benar, terlebih ketika mengejar skor TOEFL. (*)

- Advertisement -
- Advertisement -

Terbaru!