Kabargolkar.com – Keputusan Partai Golkar untuk tidak mencalonkan Lamberth Jitmau dalam Pilgub Papua Barat Daya mengejutkan banyak pihak dan meninggalkan luka mendalam di hati masyarakat setempat. Lamberth Jitmau, yang telah lama dikenal sebagai figur yang sangat dicintai oleh masyarakat Papua Barat Daya, sebelumnya dipandang sebagai harapan besar untuk memimpin daerah tersebut di tingkat yang lebih tinggi.
Selama dua periode menjabat sebagai Walikota Sorong, Lamberth Jitmau memperlihatkan dedikasi dan kepemimpinan yang membawa perubahan signifikan bagi kota tersebut. Keberhasilannya dalam membangun infrastruktur, meningkatkan pelayanan publik, dan menjaga stabilitas daerah menjadikannya salah satu pemimpin lokal yang paling dihormati. Sebagai Ketua DPD Golkar di Sorong dan kemudian Papua Barat Daya, Lamberth juga dikenal sebagai sosok yang mampu merangkul dan mengayomi kader-kader partai serta masyarakat luas. Di bawah kepemimpinannya, Golkar semakin solid dan berhasil memenangkan Pileg dan Pilpres di Papua Barat Daya.
Namun, keputusan terbaru Golkar yang batal mendukung Lamberth Jitmau untuk maju dalam Pilgub Papua Barat Daya telah memicu kekecewaan dan kesedihan di kalangan masyarakat. Banyak yang merasa bahwa harapan mereka untuk melihat daerah mereka berkembang lebih jauh di bawah kepemimpinan Lamberth kini telah sirna.
“Saya benar-benar tidak mengerti keputusan ini. Lamberth Jitmau sudah memberikan segalanya untuk partai dan masyarakat Papua Barat Daya. Dia adalah putra terbaik yang kami miliki. Golkar seharusnya mendukung orang yang benar-benar peduli dengan rakyat, bukan hanya mengejar kepentingan sesaat,” ujar Marta, simpatisan Golkar dan pendukung setia Lamberth Jitmau, dengan nada penuh kekecewaan.
Fransiska Walonda seorang ibu rumah tangga yang tinggal di Sorong, turut mengungkapkan kekecewaannya, “Kami sudah menaruh harapan besar pada Lamberth. Saya ingat bagaimana dia turun langsung ke lapangan saat ada masalah di kampung kami. Dia bukan cuma bicara, tapi juga bertindak. Keputusan Golkar ini seperti mengabaikan suara kami, masyarakat kecil yang selama ini didengarkan dan dibantu oleh Lamberth.”
Kekecewaan yang sama dirasakan oleh Yohanes K, seorang pemuda yang aktif di komunitas lokal. “Bagi kami, Lamberth bukan hanya seorang pemimpin, tapi juga simbol perubahan yang nyata. Ketika dia menjabat sebagai Walikota Sorong, kami merasakan perbedaan besar, mulai dari infrastruktur hingga pelayanan publik. Keputusan Golkar untuk tidak mencalonkan dia seperti merampas harapan kami untuk masa depan yang lebih baik. Bagaimana kami bisa percaya lagi pada janji-janji politik kalau seperti ini?”
Selain menjadi pemimpin yang dicintai, Lamberth Jitmau juga memegang peran penting sebagai Ketua Tim Percepatan Pemekaran DOB Papua Barat Daya. Dalam kapasitas ini, ia berjuang keras untuk memperjuangkan pemekaran wilayah yang diharapkan dapat membawa manfaat besar bagi masyarakat. Dedikasinya dalam memperjuangkan pemekaran ini menjadi bukti nyata dari komitmennya untuk terus memajukan Papua Barat Daya, meskipun dihadapkan pada tantangan besar.
Meskipun keputusan Golkar telah mengubah arah politik di Papua Barat Daya, bagi banyak orang, Lamberth Jitmau tetap dikenang sebagai pemimpin yang selalu dekat dengan rakyatnya, serta seorang tokoh yang tak pernah berhenti berjuang demi kemajuan daerahnya. Warisan kepemimpinannya akan terus hidup di hati masyarakat Papua Barat Daya, menjadikannya sosok yang tak terlupakan, meskipun ia tidak melanjutkan perjuangan politiknya sebagai gubernur.