Ketika hidup terasa sempit mengimpit, ketika kesulitan demi kesulitan silih berganti menghampiri, ketika cobaan dan ujian terus menerus datang menghadang, ketika untaian doa terus dipanjatkan dan tak kunjung ada jawaban, apa yang harus kita lakukan? Meratapi nasib, mengutuk keadaan, bahkan mempertanyakan keadilan Tuhan? Ataukah kita tetap memegang teguh iman, memaksimalkan ikhtiar, memohon petunjuk Tuhan disertai prasangka baik kepada-Nya?
Pilihan sikap atas segala kenyataaan hidup yang menimpa kita akan berdampak pada kehidupan kita selanjutnya. Bahkan, prasangka kita akan menentukan masa depan kita.
“Aku sesuai persangkaan hamba-Ku kepada-Ku”. Demikian dinyatakan Allah SWT dalam sebuah hadis qudsi. Ini menandaskan bahwa jika seseorang berprasangka baik, berpikir positif kepada Allah, Allah pun akan berprasangka baik kepadanya. Sebaliknya, jika seseorang berprasangka buruk, berpikir negatif kepada Allah, Allah pun akan sesuai persangkaan hamba-Nya kepada-Nya.
Ya, kata kuncinya adalah berpikir positif (husnuzhan) dan berprasangka baik. Pikiran positif dan prasangka baik akan melahirkan sikap optimis, bijak dan dewasa dalam menghadapi setiap problematika kehidupan. Tuhan pun akan mengulurkan pertolongan-Nya kepada hamba-Nya yang dipenuhi pikiran positif dan prasangka baik kepada-Nya.
Kekuatan berpikir positif sungguh luar biasa. Ia mampu menghalau segala galau, mengusir perasaan terjepit saat menghadapi masalah rumit, melesatkan harapan saat menemukan kebuntuan, serta menjemput pertolongan Allah ketika ujian dan cobaan silih berganti datang menghadang.
So, tetaplah berpikir positif dalam segala kondisi… maka pertolongan Allah akan datang menghampiri.
Ruang Inspirasi, Jumat (7/2/2020).