Tak diragukan, hajatan besar, seperti pemilu 2019, memang menguras perhatian, tenaga dan dana. Pemilu ini, melibatkan petugas pemilu yang jumlahnya tidak sedikit. Mereka adalah petugas Kelompok Penyelenggara Pemugutan Suara (KPPS).
Sebagian mereka, merupakan relawan dari masyarakat. Tanggungjawab mereka amat besar. Merekalah yang membantu kelancaran proses demokrasi di tingkat TPS. Namun bagaimana penghargaan terhadap mereka. Apalagi, tidak mudah bagi mereka untuk menghitung hasil pemungutan suara. Bisa-bisa, mereka dipersalahkan jika tidak bekerja baik.
Lelah, sudah pasti. Apalagi, proses penghitungan suara pada pemilu 2019 kali ini, tentu memakan waktu yang lebih panjang dibandingkan dengan pemilu sebelumnya.
Antara pada Sabtu (20/4/2019) melansir, Komisi Pemilihan Umum (KPU) Provinsi Jawa Barat menyatakan, hingga 19 April 2019, tercatat ada 12 petugas KPPS yang meninggal dunia terkait pelaksanaan Pemilu 2019.
“(Petugas KPPS di Jabar yang meninggal dunia) tambah menjadi 12, nambah dua jadi 12 orang yang meninggal. Itu di sembilan kota/kabupaten,” kata Ketua KPU Jawa Barat, Rifqi Ali Mubarok, di Gedung Sate Bandung, Sabtu.
Ketika ditanyakan apakah pihaknya akan memberikan santunan kepada 12 orang petugas KPPS yang meninggal dunia saat atau usai bertugas, Rifqi mengatakan akan mengkaji hal tersebut.
“Itu agak susah (memberikan santunan). Itu kan tidak mengenal santunan. Bahkan tadi kita sudah koordinasi dengan pemerintah provinsi, akhirnya kita upayakan ada santunan,” kata dia.
Usai proses pemilu berakhir, lanjut dia, pihaknya akan mendata semua yang terkena musibah seperti meninggal dunia, baik di tingakt TPS, kelurahan atau kecamatan.
“Saya mendapatkan data bukan hanya di tingkat TPS, tapi mungkin juga di tingkat kelurahan dan kecamatan. Jadi kami sedang mendata, dan coba koordinasikan dengan pemerintah provinsi,” ujarnya.
Berikut adalah nama-nama 12 petugas KPPS di Jawa Barat yang meninggal dunia.
Kabupaten Purwakarta, yakni Deden Damanhuri (46 tahun) dan Carman (45 tahun). Penyebab kematian mengalami pecah pembuluh darah dan kondisi badan lemah.
Kabupaten Bandung, Indra Lesmana alias Alex (28 tahun), penyebab kematian awalnya mengeluh merasa mual/sakit.
Kota Bekasi Ahmad Salahudin, Ketua KPPS TPS 081 Kelurahan Kranji Bekasi Barat, penyebab kematian tertabrak truk.
Kabupaten Tasikmalaya, yakni H Jeje dan Supriyanto efek Kecapaian di TPS, mempunyai riwayat jantung karena kelelahan.
Kabupaten Kuningan, yakni Nana Rismana karena kelelahan.
Kabupaten Bogor Jaenal (56 tahun), yakni kelelahan saat mengambil logistik di gudang penyimpanan
Kabupaten Karawang, yakni Yaya Suhaya diduga kelelahan.
Kota Sukabumi, yakni Tatang Sopandi (48 tahun) demam setelah beberapa hari, sebelumnya aktif membantu sorlip di gudang logistik KPU
Kabupaten Sukabumi, yakni Idris Hadi (64 tahun) dan Usman Suparman kelelahan pada saat P2S selesai (riwayat penyakit jantung).