PULANG PISAU, MENARA62.COM – Hikmah Bulan Ramadan dan harapan kembali merajut kebersamaan dan menjaga perdamaian menjadi tema khutbah shalat idul fitri 1443 Hijriyah yang diselenggarakan Pimpinan Daerah Muhammadiyah Pulang Pisau, Senin (2/5).
Menghadirkan imam dan khatib, Najmuddin, MH , shalat idul fitri dilaksanakan di Masjid KH Ahmad Dahlan yang beralamat di jalan lintas Kalimantan, simpang bundaran belah , Kabupaten Pulang Pisau, Kalimantan Tengah.
Dalam.khutbahnya , Najmuddin mengingatkan kembali kepada kita semua bahwa Ramadan yang baru saja berlalu adalah bukan istimewa bagi setiap mukmin, karena Ramadan adalah Rabi’ul hayat yaitu musim semi kehidupan, dimana daun-daun kembali tumbuh dan bunga-bunga bermekaran , setelah sebelumnya kering kerontang.
” Dii bulan ramadan pikiran kita disegarkan dengan banyaknya ta’lim baik di masjid-masjid maupun di berbagai media, ruhani dan jasad kita disegarkan kembali dengan bacaan Qur’an, qiýamu ramadan, mengeluarkan zakat, infaq dan shadaqah, hubungan keluarga muslim juga dieratkan dengan berbuka dan sahur bersama” terang ketua Majelis Tarjih dan Tajdid PDM Pulang Pisau.
Merajut kebersamaan
Lebih lanjut Najmuddin menyampaikan selama ramadan dan jauh hari sebelumnya tidak jarang kata dan mulut sulit dikendalikan, bahkan jari jemari terkadang ringan untuk membagikan informasi yang berpotensi menghina orang lain, menyebarkan kebencian kepada kelompok lain.
” Idul fitri saat yang tepat untuk kembali merajut kebersamaan dan kembali melantangkan pesan perdamaian, karena orang mukmin itu bersaudara dan ketika ada perselisihan , kita diperintahkan Allah untuk menjadi juru damai dan solusi” ujarnya.
Merawat Perdamaian
Ada tiga pesan yang terkandung dalam Alquran terkait bagaimana interaksi sesama mukmin, pertama , kerukunan dan perdamaian sulit terwujud tanpa adanya sikap saling menghargai, akhir akhir ini dengan hadirnya media sosial yang tidak digunakan secara bertanggung jawab dengan menghadirkan pesan kebencian, saling mengolok dan mencela.
Kedua, lanjut najmuddin perdamaian sulit dihadirkan jika tidak ada rasa saling percaya, saling curiga , saling mencari , kesalahan dan berprasangka buruk.
Dan yang terakhir, kita selalu berihtiar menghadirkan keadilan, yang tidak hanya menuntut orang lain adil kepada kita, tanpa kita ssndiri yang bersikap adil meski kepada orang yang tidak kita sukai sekalipun.
” Semoga puasa dan semua amalan terbaik yang kita jalankan selama ramadan menjadikan kita pribadi yang suci, lebih khusyuk beribadah, menghargai orang lain, menjauhi prasangka buruk kepada sesama dan pribadi yang berikhtiar menegakkan keadilan, dalam rangka meningkatkan ketakwaan kita kepada Allah” jelasnya.
Di akhir khutbah, Najmuddin mengingatkan kepada kita jangan lupa berpuasa 6 hari di bulan syawal, sesuai dengan sabda Nabi :
“Barang siapa yang berpuasa ramadhan kemudian berpuasa enam hari di bulan syawal, maka baginya (pahala) puasa selama setahun penuh” (HR Muslim)
Semoga Allah senantiasa memudahkan kita untuk selalu istiqamah dalam menapaki jalan yang diridhaiNYA, dan dapat dipertemukan kembali dengan ramadan tahun depan, Amiin.