SOLO, MENARA62.COMĀ – Pengawas Pendidikan Agama Islam (PAI) Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Kota Solo, Sumiyati, mengajak komunitas belajar (kombel) kelompok kerja guru (KKG) Pendidikan agama Islam (PAI) Kecamatan Banjarsari di Korwil II Kecamatan Banjarsari Solo untuk mewujudkan budaya kerja berakhlak, Kamis (27/11/2025).
Berakhlak adalah kependekan dari berorientasi pelayanan, akuntabel, kompenten, harmonis, loyal, adaptif, kolaboratif.
Selain itu, ia menekankan pentingnya memahami core value berupa prinsip-prinsip dasar yang menjadi pedoman bagi individu atau organisasi dalam bertindak, membuat keputusan, dan berperilaku.
āBerfungsi menjadi panduan, membentuk budaya kerja, Membangun relasi, menentukan arah dan prioritas,ā jelas Sumiyati.
Ia mengingatkan bahwa employer branding adalah proses strategis untuk membangun dan mengelola citra organisasi atau instansi sebagai tempat kerja yang menarik dan diinginkan.
āTujuannya adalah untuk menarik talenta terbaik, meningkatkan kepuasan dan loyalitas karyawan, serta membedakan instansi dari lainnya. Sekedar contoh, tidak KKG berarti tidak loyal dan perlu dibina. Kode etik ini bisa disesuaikan keadaan sekolah masing-masing,ā jelasnya.
Mengapa berakhlak. Peluncuran Core Values ASN “BerAKHLAK” oleh Presiden RI sebagai standardisasi nilai dasar bagi seluruh ASN di Indonesia, termasuk di Kementerian Agama (Kemenag). Bertujuan Menciptakan budaya kerja yang seragam, kuat, dan positif di Kemenag Kota Surakarta. Meningkatkan kualitas pelayanan publik dan kepercayaan masyarakat terhadap Kemenag. Menjadi agen perubahan menuju Indonesia Maju.
āDasar hukumnya adalah Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2023 tentang Aparatur Sipil Negara, yang mengamanatkan ASN untuk memiliki nilai dasar dan kode etik. Semua guru agama menginduk di kemenag baik swasta maupun negeri,ā jelasnya, sambil tersenyum.
Sumiyati berharap semua agama Islam atau pimpinan memiliki peran krusial dalam internalisasi nilai-nilai ini mulai dari keteladanan.
āMenjadi contoh nyata dalam penerapan Berakhlak dalam setiap tindakan dan pengambilan keputusan. Melakukan pembinaan berkelanjutan kepada seluruh jajaran ASN di Wilayah kerja masingāmasing. Memastikan penerapan nilai-nilai ini termonitor dan menjadi bagian dari penilaian kinerja pegawai,ā harapnya.
Sementara itu, Dwi Jatmiko salah satu guru SD Muhammadiyah 1 Solo, mengatakan sangat terkesan dengan apa yang disampaikan oleh Siti Nur Fitriyah yang nantinya dapat menjadi modal bagi para guru dalam memberikan materi kepada anak didik.
āAlhamdulillah tadi saya bersama teman sejawat sekolah ada ustazah Ishayati dan Ustaz Joko Santoso belajar bersama dari paparan narasumber ketua komunitas belajar terkait strategi efektif mengajarkan kterampilan transliterasi. Terkesan sepele tapi penting adanya,ā harapnya. (*)
