JAKARTA, MENARA62.COM – Kementerian Perdagangan (Kemendag) mendukung target penciptaan 30 Juta onboarding UMKM di tahun 2023, literasi digital dan pemanfaatan teknologi informasi oleh pelaku usaha khususnya pelaku UMKM. Salah satu upaya yang dilakukan Kementerian Perdagangan adalah dengan menyelenggarakan program Pengembangan Fasilitator Edukasi Perdagangan Melalui Sistem Elektronik.
Hal ini disampaikan Direktur Perdagangan Melalui Sistem Elektronik dan Perdagangan Jasa Rifan Ardianto saat membuka acara Fasilitator Edukasi Perdagangan Melalui Sistem Elektronik di Makassar, Selasa (13/6).
“Pemanfaatan Teknologi Informasi dan komunikasi dapat digunakan oleh pelaku usaha sebagai media untuk mempromosikan potensi, keunikan, dan produk yang dihasilkan pelaku usaha didaerah. Penguasaan berbagai macam media penjualan melalui internet seperti website, email, pesan instan, media sosial dan marketplace/platform digital sangatlah diperlukan. Untuk itu Kementerian Perdagangan memberikan pelatihan pembentukan fasilitator edukasi Perdagangan Melalui Sistem Elektronik bagi UMKM di daerah sebagai salah satu upaya untuk dapat mengakselerasi digitalisasi UMKM di daerah dan memberikan manfaat berkelanjutan bagi UMKM,” jelas Rifan.
Dalam kegiatan kali ini, Kementerian Perdagangan berkolaborasi dengan Universitas Hasanuddin dan Shopee. Calon tenaga fasilitator dibekali dengan materi terkait dasar-dasar kewirausahaan, teknik penulisan digital, literasi keuangan, pemanfaatan search engine optimization, teknik digital marketing, teknik foto produk dan mekanisme ekspor secara konvensional dan online.
Tenaga fasilitator juga didampingi dan dipandu secara langsung dalam mempelajari materi mengenai proses onboarding di aplikasi Shopee. Untuk memberikan pemahaman terkait perizinan yang diperlukan dalam memulai usaha khususnya bagi pelaku UMKM, disediakan meja konsultasi Perizinan Berusaha UMKM, informasi jaminan produk halal (BPJPH – UIN Makassar) dan Metrologi Legal (BSML Makassar) selama penyelenggaraan kegiatan
“Salah satu poin penting yang perlu mendapat perhatian khusus dalam mengembangkan e-commerce adalah pembangunan SDM yang memiliki keahlian dan kemampuan di bidang Teknologi Informasi. Untuk membuat pelaku usaha perdagangan melek teknologi dibutuhkan fasilitator handal yang mampu berbagi ilmu dan pengalaman bermanfaat kepada UMKM di sekitarnya,” ungkap Rifan.
Provinsi Sulawesi Selatan dipilih menjadi tempat kegiatan, karena memiliki penetrasi internet yang cukup tinggi dibandingkan provinsi lain di Indonesia. Berdasarkan survei Internet Indonesia 2023 oleh Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII), pengguna internet di Sulawesi Selatan mencapai 76,3 % dari total penduduknya atau mendekati rata-rata nasional 78.19%. Hal ini mengindikasikan bahwa sebagian besar penduduk di Provinsi Sulawesi Selatan sudah dapat memanfaatkan internet untuk kebutuhan sehari-hari.
Rifan menambahkan, melalui kegiatan ini diharapkan dapat terbentuk tenaga fasilitator pendamping transformasi pemasaran digital bagi UMKM, yang memiliki pengetahuan komprehensif, tidak hanya pengetahuan mengenai cara berdagang secara online, namun juga memiliki pengetahuan mengenai bagaimana mengembangkan produk serta image produk agar memiliki citra positif serta laku di pasaran, baik di pasar domestik maupun pasar internasional. Dengan kemampuan yang dimilikinya ini, para fasilitator diharapkan dapat membagikan ilmunya dan menghasilkan para pelaku usaha perdagangan online baru yang berdaya saing.
“Dinas Perdagangan atau pemerintah daerah dapat menjalin kerja sama dan memanfaatkan tenaga fasilitator edukasi e-commerce dalam program pengembangan dan pemberdayaan UKM di wilayah masing-masing. Ke depannya dibutuhkan penguatan kerja sama dengan Perguruan Tinggi dan stakeholder lainnya dalam rangka mengembangkan dan memanfaatkan tenaga fasilitator edukasi e-commerce di daerah. Dalam hal ini, Kemendag akan berkolaborasi dengan Universitas Hasanuddin untuk mengembangkan UMKM di wilayah Indonesia Timur agar bisa go digital,” pungkas Rifan.(*)