JAKARTA, MENARA62.COM – Direktur Jenderal Direktorat Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Hilmar Farid mengajak semua pihak bersama-sama merawat keragaman budaya dengan cara memajukan kebudayaan itu sendiri. Cara ini penting sebagai salah satu landasan pembangunan Indonesia ke depan.
“Indonesia adalah Negara dengan keberagaman budaya. Jika keragaman tersebut terawat dengan baik maka Indonesia akan mencapai kemajuan peradaban sesuai zaman,” kata Hilmar saat membacakan sejumlah rekomendasi dari seminar nasional kebangsaan bertema Kebudayaan Indonesia Dalam Dimensi Kekinian dan Perspektif Masa Depan, seperti dikutip dari Antara, kemarin.
Seminar nasional tersebut ditutup resmi oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendy.
Hilmar mengingatkan bahwa saat ini Indonesia telah memiliki strategi kebudayaan yang dirumuskan berbagai ahli dan kaum akademisi pada Kongres Kebudayaan Indonesia 2018. Strategi kebudayaan tersebut merupakan dokumen strategis sebagai leading sector pembangunan Indonesia ke depan.
“Kebudayaan adalah proses belajar yang terus menerus untuk menghadapi tantangan masa depan. Dengan proses kebudayaan kita memperbarui diri menjawab tantangan-tantangan zaman,” lanjut Hilmar.
Menurutnya strategi kebudayaan, akan menjadi arah membangun peradaban bangsa di tengah transformasi budaya global yang serba digital. Upaya pembangunan yang berlandaskan kebudayaan yang aksinya ditegaskan bersama dalam Seminar Kebangsaan ini harus menjadi gerakan aksi kebudayaan di semua ruang-ruang kebudayaan yang inklusif dan toleran.
Adapun beberapa rekomendasi dari seminar nasional tersebut salah satunya adalah pencanangan agenda makro-strategis dengan menjadikan jalan kebudayaan sebagai jalan pembangunan Indonesia. Ini dilakukan untuk membentuk peradaban baru yang tangguh dan mampu meneguhkan sumber-sumber ekonomi baru.
“Selain itu perlunya membangun peradaban Indonesia dengan menjadikan Pancasila sebagai dasar negara dan jati diri bangsa, sehingga dibutuhkan “Restorasi Pancasila” menjadi kebudayaan untuk mendukung pembangunan peradaban bangsa,” kata Hilmar.
Seminar tersebut juga merekomendasikan pencarian bentuk-bentuk implementasi budaya kewargaan yang menumbuhkan rasa cinta tanah air dan rasa persatuan Indonesia dengan kesadaran perwujudan nilai-nilai Pancasila melalui bentuk-bentuk budaya daerah dan kearifan lokal.
“Mencari makna dan merumuskan bentuk operasionalisasi instrumental yang disesuaikan dengan perkembangan zaman dari nilai-nilai intrinsik kearifan lokal yang kita warisi dari masa lalu,” ucap dia.
Sementara di tataran mikro-taktis, seminar ini melahirkan agenda kampanye #IndonesiaBahagia untuk mengajak semua kalangan dan masyarakat luas melakukan kerja bersama memajukan kebudayaan.
Membangun narasi yang kuat dari sumber-sumber kebudayaan nasional juga penting untuk membangun kebanggaan nasional dan menguatkan jati diri bangsa serta mengembangkan produk-produk ekonomi kreatif.
“Selain itu membuka ruang narasi yang menumbuhkan kreatifitas dan inventivitas di tengah masyarakat bagi berkembangnya produk kebudayaan dan menjadi sumber ekonomi baru,” ucap dia.
Terakhir, seminar juga merekomendasikan inovasi dalam memajukan kebudayaan dan menjadikan teknologi sebagai sahabat untuk memajukan kesejahteraan.