JAKARTA – Sebanyak 20 karya siswa peserta program Building Young Maker dipamerkan di Kantor Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), dalam rangkaian peringatan Hari Inovasi 2018, Selasa (10/8). Karya-karya tersebut merupakan inovasi siswa dalam mencari solusi dari permasalahan di lingkungan sekitar.
“Program Building Young Maker diresmikan setahun lalu tepatnya pada 2 Mei 2017 hasil kerjasama Kemendikbud dengan Intel. Program ini berupaya mendorong siswa untuk menyelesaikan masalah yang dijumpai di sekitar lingkungan melalui pemanfaatan teknologi,” kata Dirjen Dikdasmen Kemendikbud Hamid Muhammad.
Menurut Hamid, ketrampilan siswa untuk dapat menguasai penggunaan teknologi saat ini mutlak diperlukan. Sebab pada era revolusi industri 4.0 seperti yang akan segera terjadi, maka penggunaan tenaga manusia akan berkurang seiring otomatisasi dan munculnya mesin. Agar tidak menjadi pengangguran maka siswa didorong untuk bisa menciptakan lapangan kerja sendiri.
Hamid mengakui bahwa pemerintah memang harus mempunyai strategi yang tepat untuk menyiapkan para generasi muda menguasai ketrampilan-ketrampilan yang sesuai dengan era revolusi industri 4.0. Peran sekolah dan dinas pendidikan di daerah menjadi penting guna memfasilitasi generasi muda memiliki ketrampilan dibidang teknologi.
Lebih lanjut Hamid mengatakan bahwa saat ini Indonesia sedang panen generasi Z dan Alfa yang jumlahnya besar sekali. Kita harus mengubah mereka dari digital consumer menjadi innovative digital producers untuk memampukannya menjadi modal utama Indonesia berkemajuan ke depan.
Melalui program ini pula, Kemendikbud ingin memastikan bahwa hadirnya industry 4.0 benar-benar akan mensejahterakan masyarakat.
Sejak dicanangkan, program Building Young Maker sendiri telah berhasil melatih 219 SMK dan SMA terpilih sebagai Master Trainer. Dalam program ini juga telah dibangun 3 pusat inovasi di Yogyakarta, Bulukumba dan Semarang serta lebih dari 10.000 siswa yang terpapar program.