JAKARTA– MENARA62.COM– Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir Effendy dan Menteri Kebudayaan dan Informasi Kerajaan Arab Saudi Adel bin Zaid Al-Toraifi bahas langkah-langkah kongkrit sebagai tindak lanjut perjanjian kerjasama bidang kebudayaan yang telah ditandatangani sebelumnya.
Bertempat di Hotel Raffles Jakarta, pertemuan yang hangat dan bersahabat kali ini membahas rencana kerja ke dalam dua area besar, di antaranya pertukaran tenaga dan keahlian, serta kegiatan promosi budaya. Pada pertemuan tersebut juga dibahas upaya kedua negara dalam melawan terorisme, dan memerangi radikalisme melalui jalur kebudayaan.
Dirjen Kenudayaan Kemendikbud Hilmar Farid menyebutkan bahwa Menteri Adel yang memiliki latar belakang sebagai jurnalis itu menyampaikan kekagumannya terhadap masyarakat Indonesia yang disebutnya sebagai _”Smilling Moslems”_.
“Budaya Islam di Indonesia menjadi inspirasi bagi Menteri Adel untuk membawa budaya Islam yang lebih kontemporer dan lebih moderat di Arab Saudi,” kata Hilmar, Jumat (03/03/2017).
Menurutnya kedua negara menyepakati upaya mempromosikan citra Islam yang moderat melalui pertukaran budaya. Pertukaran agen budaya dilakukan untuk membangun pemahaman yang lebih baik di antara kedua negara.
Kedua pihak juga menyepakati pengiriman guru-guru pengajar bahasa Arab untuk mendukung pembelajaran bahasa Arab di lembaga pendidikan Indonesia, begitu pula sebaliknya. Ke depan, diharapkan lebih banyak siswa dari Arab Saudi dapat belajar di sekolah Indonesia, termasuk untuk lebih berpartisipasi dalam Program Beasiswa Darmasiswa yang didanai oleh pemerintah Indonesia.
Selain itu, lanjut Hilmar kegiatan promosi Bahasa Arab di Indonesia dan bahasa Indonesia untuk masyarakat Arab Saudi juga akan dilakukan melalui pertukaran referensi, seperti penerjemahan buku dan karya sastra, serta melalui pameran dan konferensi.
Hilmar mengungkapkan rencana pemerintah untuk dapat menghadirkan contoh-contoh kontribusi Indonesia dalam perkembangan peradaban Islam dunia.
“Message ini yang mau kita kirim, bahwa sebetulnya keragaman Islam itu luar biasa karena hidup di dalam konteks yang berbeda, dan penyeragaman itu bukan jalan keluar,” jelas Dirjen Kebudayaan.