JAKARTA, MENARA62.COM – Ide kreatif mahasiswa yang dibuat saat melakukan Kuliah Kerja Nyata (KKN) maupun Praktik Kerja Lapangan Tematik Kewirausahaan (PKLTK) masih belum dimanfaatkan secara optimal. Hal tersebut disampaikan Plt Dirjen Pendidikan Tinggi, Riset dan Teknologi Nizam pada Konferensi Nasional bertema “Sebuah Inisiatif Ketenagakerjaan dan Kewirausahaan yang Inklusif” yang digelar secara virtual, Rabu (5/10/2021).
Menurut Nizam, ide-ide mahasiswa tersebut sering kali hanya sampai pada tahap pameran saja yang muncul sekali dalam setahun yakni Hari Pendidikan Nasional atau HUT Kemerdekaan RI. “Tentu ini amat disayangkan,” lanjutnya.
Karena itu, untuk mendorong pemanfaatan ide-ide mahasiswa tersebut, Kemendikbudristek telah meluncurkan platform Kedaireka. Melalui platform ini diharapkan karya-karya mahasiswa dapat dioptimalkan manfaatnya.
Dengan jumlah perguruan tinggi mencapai lebih dari 4000 dan dosen berjumlah pebih dari 300 ribu, diakui Nizam, merupakan potensi yang sangat besar akan lahirnya ide-ide kreatif dan inovasi yang dapat dimanfaatkan baik oleh masyarakat maupun dunia industri.
Hingga saat ini kata Nizam sudah lebih dari 25 ribu mahasiswa telah bergabung di Kedaireka. Mereka memiliki ide-ide kreatif dan bermitra dengan pihak industri.
Nizam berharap, platform Kedaireka dapat mempertemukan kecocokan antara pihak mahasiswa dan industri yang berkomitmen, sehingga dapat mengakselerasi sinergi pentahelix. Dalam hal ini pemerintah akan membantu kedua belah pihak untuk mengembangkan ide tersebut.
“Kalau nanti ada kecocokan antara investor dan inovator dengan industri, kemudian industri ada komitmen untuk menggunakan produk tadi, pemerintah akan membantu pendanaan. Jadi dengan pendanaan pendamping,” kata Nizam.
Konferensi Nasional yang dihadiri juga oleh Direktur Kantor Pengembangan Sumber Daya Manusia dan Kemitraan Badan Pembangunan Internasional Amerika Serikat (USAID) Thomas Crehan, diadakan untuk menyajikan capaian-capaian program USAID Mitra Kunci yang berdurasi lima tahun dan akan berakhir pada Januari 2022.
Acara ini menampilkan bagaimana USAID telah membangun kemitraan multipihak, termasuk dengan Pemerintah Indonesia melalui Kemendikbudristek dan sebelas mitra perguruan tinggi, untuk meningkatkan akses dan keterampilan kelompok-kelompok miskin dan rentan termasuk orang muda, perempuan, dan orang-orang dengan disabilitas, terhadap peluang kerja maupun wirausaha, khususnya melalui program Kuliah Kerja Nyata maupun Praktik Kerja Lapangan Tematik Kewirausahaan (KKN/PKL-TKWU).
Kolaborasi dengan USAID
Thomas Crehan, Direktur Kantor Pemberdayaan Ekonomi dan Pendidikan USAID menyatakan Pemerintah Amerika Serikat, melalui USAID, terus bekerja bersama Indonesia untuk memperkuat sumber daya manusia dan mengembangkan potensi angkatan kerja. “Upaya kolaboratif kami dalam program KKN-TKWU telah dirasakan manfaatnya oleh lebih dari 38.000 mahasiswa di lebih dari 3.000 desa. Upaya bersama ini telah mempersiapkan orang muda untuk berkontribusi bagi perekonomian Indonesia,” paparnya.
Menurutnya, kewirausahaan memegang peranan penting dalam mengembangkan peluang-peluang baru dalam pembangunan ekonomi, termasuk dalam memberikan nilai tambah bagi masyarakat. Kewirausahaan juga tak terpisahkan dari ketenagakerjaan inklusif, di mana pemberi kerja didorong untuk membangun kesetaraan dan inklusivitas di tempat kerja sejak awal, untuk mengembangkan hubungan kerja yang menghormati setiap individu.
Sebagai sebuah inisiatif ketenagakerjaan, program KKN/PKL-TKWU selaras dengan kebijakan Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) yang digagas Kemendikbudristek (dahulu Kemendikbud) pada 2019, yang menyertakan kewirausahaan dalam jenis-jenis aktivitasnya. Hingga kini, 38.284 mahasiswa telah mengikuti program KKN/PKL-TKWU, dan hampir sepertiga dari total angka ini telah bekerja atau berwirausaha (berdasarkan studi sampel yang diikuti lebih dari 4.000 mahasiswa). Hasil-hasil baik ini akan meningkat seiring bertambahnya mahasiswa yang akan lulus.
“Merdeka Belajar Kampus Merdeka adalah respons kami di Kemendikbudristek atas tren perubahan pada dunia kerja yang terus terjadi seiring dengan perkembangan teknologi dan menghilangnya sekat-sekat geografis. Kami yakin bahwa dengan mendorong mahasiswa untuk belajar di luar kampus, mereka akan siap berenang di lautan lepas dengan ombak yang kencang, yakni dinamika dunia kerja dan lingkungan masyarakat,” jelas Mendikbudristek Nadiem Anwar Makarim.
Lebih lanjut Mendikbudristek mengatakan, “Saya mengapresiasi kolaborasi Kemendikbudristek dengan USAID dan harapan ke depannya, kita akan terus meningkatkan angka partisipasi mahasiswa. Mari kita terus menguatkan kolaborasi dan bergerak serentak untuk mewujudkan Merdeka Belajar.”
Untuk membantu memastikan bahwa hasil-hasil ini akan berlanjut setelah program selesai, USAID Mitra Kunci menyerahkan sejumlah produk manajemen pengetahuan yang dikembangkan bersama para mitra sepanjang program berlangsung, termasuk buku-buku dan modul terkait KKN/PKL-TKWU yang baru diluncurkan Agustus lalu. Modul Kuliah Kerja Nyata Tematik Kewirausahaan juga tersedia secara digital sebagai konten pembelajaran daring di Sistem Pembelajaran Daring Nasional (SPADA) yang dikembangkan oleh Kemendikbudristek.
USAID Mitra Kunci menguatkan usaha-usaha Pemerintah Indonesia untuk pengembangan ketenagakerjaan inklusif yang meningkatkan akses ke pelatihan, informasi, pengalaman, dan layanan bagi orang muda miskin dan rentan, termasuk perempuan dan orang-orang dengan disabilitas, sejak 2017. USAID Mitra Kunci hanyalah salah satu dari berbagai inisiatif pertumbuhan ekonomi inklusif dari Kedutaan Besar AS di Indonesia, yang menunjukkan luasnya cakupan Kerja Sama Strategis Amerika Serikat-Indonesia.