JAKARTA, MENARA62.COM – Pemerintahan Presiden terpilih Prabowo Subianto diharapkan terus melanjutkan program tol laut sebagai bagian dari rencana strategis untuk meningkatkan konektivitas dan distribusi logistik di seluruh Indonesia. Sebagai regulator Kementerian Perhubungan melalui Direktorat Jenderal Perhubungan Laut memohonkan agar tol laut ini tetap dipertahankan. Terbukti selama 10 tahun pemerintahan Presiden Joko Widodo, program tol laut ini telah berhasil menekan disparitas harga pada wilayah tertinggal, terdepan, terluar, dan perbatasan (3TP). Sejak digulirkan pada tahun 2015, tol laut telah melayani hingga 39 trayek dari semula hanya tiga trayek saja.
“Tol laut telah menjadi program unggulan yang dinanti-nanti masyarakat, karena mampu menekan disparitas harga terutama kebutuhan pokok di daerah tertinggal, terdepan, terluar, dan perbatasan (3TP). Saat ini 39 trayek Tol Laut telah menghubungkan wilayah-wilayah 3TP,” ungkap Dirjen Perhubungan Laut Capt. Antoni Arif Priadi pada Coffee Morning bersama Forwahub di Jakarta, Selasa (8/10/2024).
Pada kesempatan yang sama Direktur Lalu Lintas dan Angkutan Laut Hartanto menambahkan, hingga saat ini permintaan dari Pemerintah Daerah (Pemda) juga masih terus mengalir, agar Tol Laut singgah di wilayah mereka.
“Mereka menginginkan agar kapal Tol Laut dapat merapat ke Pelabuhan mereka,” tuturnya.
Hartanto berharap program Tol Laut terus berjalan dan dapat diperluas jangkauan layanannya. Pada tahun 2025 pihaknya, telah diusulkan anggaran program Tol Laut senilai Rp1,124 triliun sehingga layanan dapat ditingkatkan. Selama ini Kemenhub telah memberikan penugasan kepada antara lain PT Pelni, PT Djakarta Dlyoid, dan PT ASDP Indonesia Ferry.
“Dengan meluaskan layanan maka diharapkan juga dapat menambah armada dan operator yang menjalankan program Tol Laut,” ujarnya.
Seperti diketahui, Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi menyatakan bahwa trayek muatan dan armada kapal dalam program tol laut mengalami peningkatan signifikan, khususnya di wilayah 3TP (tertinggal, terdepan, terluar, dan perbatasan), guna mendukung distribusi logistik yang lebih efisien. “Tahun 2015, kami memulai layanan tol laut yang menghubungkan titik-titik di barat dan timur, dari awalnya 3 trayek menjadi 39 trayek di tahun 2024,” kata Menhub.
Sedangkan, untuk jumlah kapal yang awalnya pada tahun 2015 hanya sebanyak 3 unit kapal kini juga telah berkembang menjadi 39 kapal pada tahun 2024.
Kemudian, dari sisi jumlah pelabuhan singgah dari awalnya pada tahun 2015 hanya sebanyak 11 pelabuhan berkembang menjadi 114 pelabuhan pada tahun 2024.
Dia menyampaikan bahwa selama 10 tahun melayani masyarakat Indonesia, tol laut telah mengalami peningkatan signifikan baik dari sisi jumlah trayek, muatan, maupun armada kapal.
Adapun jumlah muatan berkembang dari tahun 2015 yang hanya memuat 30 ton dengan 88 TEU’s menjadi 989,75 ton dengan 31,878 TEUs pada tahun 2024. “Dasar inisiasi Presiden untuk menghadirkan layanan tol laut adalah angkutan logistik ke wilayah timur yang belum maksimal, ditandai dengan adanya disparitas harga,” ujarnya.
Melalui tol laut, pemerintah berkomitmen mendukung pembangunan wilayah-wilayah 3TP. Tujuan dari tol laut juga menghindari kelangkaan barang dan menurunkan disparitas harga.(*)