JAKARTA, MENARA62.COM – Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI) dan Illumina (NASDAQ: ILMN), pemimpin global dalam teknologi sekuensing DNA, menandatangani Nota Kesepahaman (MoU) untuk mengembangkan ‘Genomic Engine’ yang pertama di Indonesia. MoU yang ditandatangani pada 31 Januari 2024 lalu tersebut bertujuan mewujudkan misi Kemenkes dalam mengungkap variasi genomik populasi di Indonesia secara spesifik sebagai kunci untuk meningkatkan layanan kesehatan.
MoU ini juga bertujuan untuk meningkatkan akses terhadap penyesuaian obat di Indonesia dengan membangun kemampuan dan edukasi. Selain itu juga memperluas kerjasama dalam pathogen surveillance atau pengawasan patogen untuk mendorong pemahaman yang lebih maju serta meningkatkan kualitas layanan kesehatan masyarakat yang sejalan dengan strategi nasional dan global dalam kesiapsiagaan pandemi dan kesehatan masyarakat.
“Kementerian Kesehatan dengan senang hati mengumumkan penandatanganan Nota Kesepahaman atau MOU dengan Illumina, pemimpin global dalam bidang genomika dan diagnostik molekuler. Kolaborasi strategis ini menandai tonggak penting dalam kemajuan kesehatan di Indonesia dan komitmen Indonesia dalam memanfaatkan teknologi canggih untuk kesejahteraan populasinya,” kata Sekjen Kemenkes Kunta Wibawa Dasa Nugraha.
Menurutnya, Nota Kesepahaman antara Kemenkes dan Illumina merupakan langkah utama dalam memanfaatkan kekuatan genomik untuk meningkatkan diagnostik, pengobatan, dan langkah pencegahan dalam kesehatan. “Kemitraan ini menunjukkan dedikasi kami dalam memajukan inovasi, mendorong riset, dan pada akhirnya meningkatkan hasil kesehatan keseluruhan populasi kami,” lanjut Kunta Wibawa.
Ia menegaskan bahwa data genomik adalah fondasi untuk segala hal, mulai dari pengidentifikasian penyakit baru hingga pengembangan obat yang presisi. Saat ini, sekitar 78% individu yang terlibat dalam studi genomik tentang risiko penyakit di seluruh dunia berasal dari keturunan Eropa, sehingga membatasi penerapan data tersebut di Indonesia.
Pada tahun 2022, Kemenkes meluncurkan Biomedical and Genome Science Initiative (BGSi). Program ini bertujuan untuk mengembangkan layanan kesehatan berbasis genom biomedis untuk pengobatan yang presisi bagi masyarakat dan menganalisis data genetik dari 10.000 orang Indonesia dalam memerangi penyakit yang berdampak khusus pada masyarakat Indonesia seperti tuberkulosis dan kanker.
“Berdasarkan pengalaman kami, proyek genom pada populasi berskala luas sering kali mengalami kesulitan ketika berhadapan dengan jumlah data sangat besar dari ribuan sampel genom. Untuk mengatasi tantangan ini, langkah pertama yang harus dilakukan adalah bekerja sama untuk membangun struktur sekuensing genomik menyeluruh, yakni sistem yang disebut ‘Genomics Engine’, guna memberikan kemampuan yang dibutuhkan dalam menghasilkan data sekuensing genom berkualitas tinggi pada skala yang memenuhi standar global,” ujar Gretchen Weightman, Senior Vice President Asia Pacific, Middle East & Africa (AMEA), Illumina.
Menurut Weightman, menghasilkan data hanya langkah awal, yang terpenting adalah menginterpretasi data tersebut melalui bioinformatika agar dapat menjadi informasi yang bermanfaat dan meningkatkan hasil kesehatan. “Dengan membangun Genomics Engine, kami menggunakan serangkaian fungsi dan alat lengkap dalam platform analitik Illumina, kami berupaya dapat melengkapi Inisiatif Biomedis dan Sains Genom dengan kepakaran kami untuk benar-benar mengeksplorasi data, menemukan pengetahuan yang dapat membuka potensi genom untuk kepentingan semua orang Indonesia,” lanjut Weightman.
Mitra yang Penting
Illumina adalah mitra teknologi yang sangat penting untuk proyek genom Indonesia, di mana sebagian besar sekuensing genom lengkap menggunakan sequencer berkapasitas tinggi dari Illumina. Untuk mempercepat kemampuan analisis data di Indonesia, sebagai bagian dari kerjasama yang telah disetujui pada MoU Illumina bertujuan untuk menyediakan alat genomik terbaik, gudang data, eksplorasi dan analisis data, semua dalam lingkungan data lokal yang aman. Hal tersebut juga termasuk akses awal ke platform analisis sekunder Illumina yang disebut DRAGEN.
“DRAGEN memiliki beberapa fitur unik yang meningkatkan sensitivitas dan ketepatan data yang dikumpulkan sekaligus secara signifikan mengurangi hasil positif palsu. Ini berarti DRAGEN dapat mendeteksi varian yang sulit dideteksi oleh platform lain,” ujar Weightman.
Untuk memungkinkan pengurutan, pembuatan data, analisis, penyimpanan, dan penyebaran data dengan kecepatan tinggi, Illumina menggunakan platform Illumina Connected Analytics (ICA) dan kemampuan analisis DRAGEN dalam kemitraan dengan Amazon Web Services (AWS) di Indonesia. Hal ini memungkinkan aliran data secara langsung dari berbagai lokasi sekuensing di Indonesia ke dalam platform data terpusat dan terintegrasi yang selanjutnya memungkinkan analisis hilir yang diperlukan untuk dilakukan pada data secara aman di Indonesia. Platform ICA juga memungkinkan berbagi data yang aman dengan kolaborator lain yang dipandu oleh Biomedical and Genome Science Initiative (BGSi) sehingga semua data akan tetap berada di Indonesia.
Acting Deputy Chief of Mission Jason P. Rebholz, yang menghadiri acara penandatanganan tersebut, mengatakan bahwa kerja sama kesehatan antara Amerika Serikat dan Indonesia merupakan landasan hubungan bilateral.
“Kerja sama U.S – Indonesia di bidang kesehatan terus dibangun di atas hubungan diplomatik dan komersial yang kuat, dan upaya bersama kami dalam memajukan reformasi layanan kesehatan di Indonesia akan membantu meningkatkan kesehatan global dan mendorong perekonomian kita,” kata Rebholz.