33.4 C
Jakarta

Kemenkes Dorong RSAB Harapan Kita Terus Hadirkan Layanan Unggulan Masa Depan

Baca Juga:

JAKARTA, MENARA62.COM – Rumah Sakit Ibu dan Anak (RSAB) Harapan Kita luncurkan “Center of Excellence Layanan Satu Atap untuk Wanita dan Anak” pada Sabtu (12/8/2023). Layanan satu atap yang diresmikan oleh Dirjen Pelayanan Kesehatan Kemenkes dr. Azhar Jaya tersebut meliputi pusat layanan endometriosis, pusat layanan infertilitas, pusat layanan thalassemia, serta layanan Non-Invasive Prenatal Testing (NIPT) dan Preimplantation Genetic Testing (PGT).

Turut hadir Direktur Jenderal Kefarmasian dan Alkes Kemenkes Dr. Lucia Rizka Andalucia, sebagai keynote speaker juga Kepala Tim Klinik Melati PKIAN RSAB Harapan Kita, Dr. dr. Agus Supriyadi, Sp.O.G, Subsp.F.E.R, M.Kes, MPH.

Dalam sambutannya, dr Azhar mengatakan bahwa Kementerian Kesehatan terus mendorong semua rumah sakit vertical di bawah Kelola Kemenkes untuk menjadi rumah sakit terbaik di kawasan Asean, Asia bahkan dunia. “Untuk menjadi rumah sakit the best of the best, maka rumah sakit vertical termasuk juga RSAB Harapan Kita harus menghasilkan layanan unggulan,” kata dr Azhar.

Karena itu ia mengapresiasi pembangunan Center of Excellence Layanan Satu Atap untuk Wanita dan Anak yang menyediakan layanan-layanan endometriosis, pusat layanan infertilitas, pusat layanan thalassemia, serta layanan Non-Invasive Prenatal Testing dan Preimplantation Genetic Testing. Ini adalah layanan-layanan kesehatan masa depan yang nantinya bakal banyak dicari oleh masyarakat.

“Pusat bayi tabung meningkat pesat, layanan talasemia makin oke dan lainnya. Kalau sudah begini maka RSAB Harapan Kita baru layak disebut sebagai pusat unggulan nasional,” lanjutnya.

Pada kesempatan yang sama, Direktur Utama RSAB Harapan dr. Ockti Palupi Rahayuningtyas, MPH, MH.Kes mengatakan bahwa RSAB Harapan Kita berkomitmen untuk terus mengembangkan layanan fertilitas, endometriosis, thalassemia dan laboratorium yang berstandar baik sehingga dapat menghasilkan outcome yang baik untuk wanita dan
anak dalam satu atap di Indonesia. “Kita tidak perlu ke luar negeri untuk layanan fertilitas, untuk layanan thalasemia, karena di negeri sendiri kita sudah ada rumah sakit yang bisa melayani dengan kualitas yang bagus,” katanya.

Menurutnya kasus thalassemia di Indonesia cukup tinggi. Data menyebutkan prevalensi pembawa sifat (career) thalassemia mencapai 23 per 1000 penduduk dari 240 juta penduduk Indonesia dan terdapat sekitar 5.520.000 kasus bayi yang lahir dengan Talasemia tiap tahunnya.

Di sejumlah negara seperti Thailand dan Singapura juga negara-negara maju, kasus thalassemia bisa diturunkan dengan metode skrinning. Di Singapura misalnya, skrinning risiko pembaca sifat thalassemia yang telah dilakukan sejak 20 tahun lalu, berhasil menurunkan angka prevalensi thalassemia menjadi 3 per 1000 kelahira. Juga di Thailand yang sudah melakukan skrinning riisko thalassemia sejak 13 tahun lalu, kini angka prevalensi turun menjadi 5,4 per 1000 kelahiran.

Karena itu, di Indonesia, Masyarakat perlu didorong terus untuk melakukan skrinning terutama pada calon pengantin pembaca sifat thalassemia karena factor genetic. “Dengan skrinning, kitab isa menghebat biaya penobatan thalassemia pada kurun 10 atau 15 tahun yang akan dating,” tegasnya.

Selain thalassemia, RSAB Harapan Kita juga menjadi pelopor pertama bayi tabung di Indonesia, melalui keberadaan Klinik Melati PKIAN RSAB Harapan Kita. Klinik ini telah menjadi pusat infertilitas atau gangguan kesuburan yang melayani mulai dari persiapan dan konsultasi sebelum mengikuti program hamil, penanganan gangguan menstruasi (polip endometrium, kista endometriosis, PCOS, serta penyebab infertilitas lainnya), layanan inseminasi buatan, Office Hysteroscopy dan Laparoscopy operatif serta In Vitro Fertilization (IVF, bayi tabung, simpan beku embrio, PGT).

Tim layanan pusat infertilitas terdiri dari 6 dokter spesialis, yaitu Dr. dr. Agus Supriyadi, Sp.O.G, Subsp.F.E.R, M.Kes, MPH., dr. Hadi Sjarbaini, Sp.O.G, F.IND- INF., Dr. dr. Sudirmanto, Sp.O.G, Subsp.F.E.R., dr. Gde Suardana, Sp.O.G, F.IND- INF., dr. Mohammad Haekal, Sp.O.G, Subsp.F.E.R, FICS, FMIGS., dr. Aidrus A. Muthalib, Sp.O.G.

“Tentunya layanan ini didukung secara holistik dengan spesialis lainnya untuk memaksimalkan program hamil yang sedang dijalani,” tukasnya.

Sebagai pendukung layanan infertilitas, pusat pelayanan terpadu penyakit endometriosis secara komprehensif kini kata dr Ockti Palupi, tersedia di PKIAN RSAB Harapan Kita. Pasien dengan kasus endometriosis akan ditangani dan dilakukan asesmen bersama Tim Endometriosis untuk memudahkan penegakan diagnosa.

Endometriosis sendiri kata dr. Mohammad Haekal, Sp.O.G, Subsp.F.E.R, FICS, FMIGS, adalah kondisi dimana terdapat jaringan endometrium yang tumbuh bukan pada tempatnya, seperti pada lapisan otot atau lapisan luar dari rahim, indung telur (ovarium), kandung kemih, usus besar, rongga perut, bahkan pada paru- paru dan otak.

“Endometriosis sangat erat kaitannya dengan kondisi sulit hamil (infertilitas)dan menjadi salah satu penyakit kandungan yang cukup banyak diderita oleh wanita pada usia reproduksi,” jelasnya.

Data menunjukkan sekitar 10 persen dari seluruh wanita usia reproduksi menderita endometriosis, dan sebanyak kurang lebih 40 persen dari wanita yang mengalami infertilitas menderita endometriosis.

Pada penanganan endometriosis, Minimally Invasive Surgery Laparoscopy menjadi terapi pilihan untuk memberikan pelayanan holistik berupa beberapa Tindakan dalam satu kali tindakan operasi dengan teknik sesuai Guideline International. Hal ini akan memberikan hasil akhir terbaik pada pasien Endometriosis.

Sementara itu terkait layanan Genomika untuk Kehamilan Sehat di RSAB Harapan Kita, Dr. dr. Nurin Aisyiyah Listyasari, M.Si.Med menyampaikan bahwa di era genomik saat ini, PKIAN RSAB Harapan Kita turut meningkatkan layanan molekuler berbasis genomik yang paling terbaru, diantaranya Non-Invasive Prenatal Testing (NIPT), dan Preimplantation Genetic Testing (PGT), dan DNA Thalassemia. Layanan NIPT merupakan suatu tes skrining yang dapat memberikan informasi risiko kelainan genetik pada janin mulai dari trisomy 13 (patau syndrome), trisomy 18 (edwards syndrome), trisomy 21 (down syndrome), aneuploidi kromosom seks, misalnya 45.X (turner syndrome), dan jenis kelamin bayi (XX atau XY).

“Pemeriksaan yang dapat dilakukan pada ibu hamil sejak usia kehamilan 10 minggu ini aman dan non-invasive karena pengambilan sampel dilakukan melalui darah ibu tanpa melukai calon buah hati dengan menggunakan teknologi whole genome sequencing untuk membaca susunan genomik janin secara komprehensif sehingga memberikan hasil
yang akurat dan terpercaya,” katanya.

Sedangkan untuk layanan PGT, ini merupakan suatu pemeriksaan genomic untuk mengidentifikasi kromosom pada embrio sebelum ditransfer ke dalam rahim ibu. Terdapat 2 jenis pemeriksaan PGT, yaitu PGT-A atau PGT-Aneuploidy dan PGT-M atau PGT-Monogenic Disease, ini menjadi opsi bagi pejuang garis dua yang sedang menjalankan program bayi tabung untuk menseleksi embrio terbaik sehingga diharapkan dapat meningkatkan angka keberhasilan kehamilan.

Selain itu juga dapat mengurangi risiko keguguran, meningkatkan peluang keberhasilan implantasi, dan membantu dalam kasus ibu dengan usia lanjut untuk mencegah kelahiran anak sindrom genetik tertentu.

Pada pelaksanaannya tidak hanya itu, PKIAN RSAB Harapan Kita juga menyediakan layanan pusat thalassemia. Seperti yang dijelaskan dr. Dina Garniasih, Sp.A(K), mengenai “Skrining talasemia, Bagaimana sebaiknya dilakukan?” Skrining menjadi sangatlah penting pada individu yang terdeteksi anemia saat melakukan Medical Check Up (MCU), ada riwayat keluarga penderita Thalassemia, individu yang sudah diberikan terapi zat besi, namun kadar hemoglobin tidak meningkat, dan persiapan pernikahan.

Menurut skema penurunan thalassemia, jika pasangan suami istri adalah pembawa (carrier) gen thalassemia, maka kemungkinan 25% anaknya akan menderita thalassemia, 50% pembawa (carrier) thalassemia, dan 25% normal. Pada pemeriksaan DNA thalassemia akan diketahui mutasi dan delesi pada gen-gen yang menyebabkan thalassemia yang selanjutnya menjadi dasar pemberian rekomendasi penanganan medis yang tepat.

Selain itu, pemeriksaan ini juga dapat dilakukan sebagai skrining untuk mengetahui status carrier thalassemia, sebagai penunjang penatalaksanaan kasus prenatal diagnosis thalassemia, dan penunjang manajemen terapi lanjutan thalassemia.

- Advertisement -
- Advertisement -

Terbaru!