JAKARTA, MENARA62.COM — Kementerian Pertanian, menyatakan optimistis potensi produksi kelapa sawit nasional mencukupi untuk pengembangan bahan bakar nabati (BBN) dengan kandungan minyak sawit 20 persen atau B20.
Sekretaris Jenderal Kementerian Pertanian, Syukur Iwantoro, di Jakarta, Jumat (27/7/2018), mengatakan, tidak hanya B20, rencana penerapan biodiesel 100 persen (B100) oleh Menteri Perindustrian Airlangga Hartato pun juga optimistis dapat dicapai dengan produktivitas kelapa sawit nasional.
“Kalau dari potensi sawit yang kita miliki, optimis ya,” kata Syukur, seperti dilansir Antara.
Ia menjelaskan, saat ini Kementerian Pertanian melalui Ditjen Perkebunan secara intensif terus melakukan peremajaan (replanting) perkebunan kelapa sawit milik petani.
Adapun target replanting pemerintah naik signifikan dari 20.000 hektare pada 2017, menjadi 185.000 hektare pada 2018. Dari target itu, diharapkan sekitar 10 ribu sampai 20 ribu hektare lahan diremajakan setiap bulannya.
“Dari sisi produksi sawit, sawit rakyat bersama dengan BPDP Sawit sudah secara intensif melakukan replating. Sudah cukup progresif,” kata Syukur.
Direktur Jenderal Perkebunan Kementerian Pertanian, Bambang mengatakan replanting dilakukan dilakukan karena mayoritas lahan perkebunan sawit rakyat sudah tidak lagi produktif dan berusia lebih dari 25 tahun.
Selain itu, benih yang digunakan juga bukan merupakan bibit bersertifikat, melainkan bibit asalan. Kondisi ini menyebabkan tanaman tersebut tidak lagi produktif.
Dari data Ditjen Perkebunan, selama 2017 program replanting telah dilaksanakan di dua provinsi, yakni di Sumatera Selatan pada lahan seluas 4.446 hektare dan di Sumatera Utara seluas 9.109 hektare. Untuk tahun ini, peremajaan akan dilakukan di 20 provinsi, dimulai dari Riau.
Produktivitas tanaman sawit milik rakyat memang masih relatif kecil, yakni hanya sekitar 2-3 ton per hektare karena salah satunya penggunaan benih dan bibit yang ala kadarnya sehingga produksi kelapa sawit belum maksimal.
Sementara itu, jika petani menggunakan bibit dan benih yang tepat, produktivitas bisa meningkat sebesar 4,8 hingga 7,2 ton per hektare.