JAKARTA, MENARA62.COM – Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Bappenas menyerukan agar Kementerian/Lembaga Pemerintah dan Pemerintah Daerah memperhatikan masalah lingkungan dalam perencanaan pembangunannya. Yakni perencanaan pembangunan yang rendah karbon sehingga tidak merugikan masyarakat.
“Kita sudah menargetkan bauran energi terbarukan atau EBT mencapai 23 persen pada tahun 2025 dan saat ini baru mencapai sekitar 11 persen,” kata Sekretaris Kementerian PPN/Bappenas, Gellwyn Jusuf di sela kampanye bertema Aksi Pembangunan Rendah Karbon untuk Kota Berkelanjutan yang digelar Bappenas bersama Indonesia Climate Change Trust Fund (ICCTF), dan didukung oleh Danish International Development Agency (DANIDA), Minggu (25/11).
UU No. 30 tentang Energi, serta Peraturan Pemerintah (PP) No. 79 Tahun 2014 tentang Kebijakan Energi Nasional menyebutkan bahwa pemerintah menginginkan tercapainya bauran Energi Primer yang optimal. Di antaranya, pada 2025 peran EBT paling sedikit 23 persen dan pada tahun 2050 paling sedikit 31 persen.
Pada kesempatan yang sama Tonny Wagey, Direktur Eksekutif ICCTF mengatakan dukungannya terhadap upaya pemerintah untuk mencapai target penggunaan energi terbarukan.
“Kami ingin, melalui kegiatan ini semakin banyak orang tahu dan mendukung Pembangunan Rendah Karbon Indonesia, mulai dari lingkup keluarga, hingga level Kementerian/Lembaga. Edukasi publik sangat penting, agar semua bisa saling dukung dan berpartisipasi dalam mewujudkan pembangunan Indonesia yang berkelanjutan,’’ kata Tonny Wagey.
ICCTF sendiri merupakan satuan kerja di bawah Kementerian Perencanaan Pembangunan / Bappenas yang bertugas mendukung capaian target penurunan emisi pemerintah Indonesia sebesar 29% dengan usaha sendiri atau 41% melalui dukungan internasional dan pengarusutamaan Pembangunan Rendah Karbon yang telah diinisiasi oleh Bappenas ke dalam rencana pembangunan nasional, provinsi, dan kabupaten/kota.
Kegiatan ini diselenggarakan dalam rangka mengarusutamakan Pembangunan Rendah Karbon Indonesia atau dikenal dengan Low Carbon Development Indonesia (LCDI) dan memperkenalkan implementasinya dari proyek percontohan ICCTF di seluruh Indonesia yang sekaligus merupakan persiapan menuju event tahunan UNFCCC-COP 24 di Polandia, Desember mendatang.
Duta lingkungan dari Kementerian Kehutanan dan Lingkungan Hidup, Opie Andaresta mengatakan acara sosialisasi ini melecut dirinya untuk selalu bergaya hidup sadar lingkungan. Ia pun rajin memberi contoh minimal kepada anak dan keluarganya sendiri untuk melestarikan lingkungan.
“Saya edukasi ke anak saya contoh kecil seperti buang sampah pada tempatnya, menanam pohon, biar dari kecil mereka sadar lingkungan,” ujar Opie yang sudah menjadi duta lingkungan sejak 2011 itu.
Hadir dalam acara ini Deputi Kemaritiman dan Sumber Daya Alam Bappenas, Arifin Rudiyanto didampingi oleh Direktur Lingkungan Hidup Bappenas, Medrilzam, serta mitra-mitra pembangunan.
Selain itu, acara ini juga menghadirkan komunitas lingkungan yang inovatif menghadirkan terobosan-terobosan baru dalam menjaga lingkungan. Dua komunitas diantaranya adalah pemenang greenitiative dalam perhelatan ICCTF Day beberapa waktu lalu karena inovasi hijaunya yang menarik dan berdampak bagi lingkungan dan masyarakat. Kemangteer sebagai komunitas mangrove dan IloveEnergy Surya sebagai komunitas energi baru terbarukan.
Kolaborasi dengan para pihak merupakan faktor kunci kesuksesan penanganan masalah perubahan iklim dan pengarusutamaan Pembangunan Rendah Karbon Indonesia ke dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional 2020-2024.