PUTUSSIBAU, MENARA62.COM– Desa-desa dikawasan perbatasan memerlukan jaringan jalan yang terhubung dengan jalan yang sudah ada. Jaringan jalan di perbatasan ini kata Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono merupakan infrastruktur yang bernilai strategis bagi NKRI.
“Jaringan jalan berfungsi sebagai pertahanan dan keamanan negara dan sebagai pintu gerbang aktifitas ekonomi dan perdagangan dengan negara tetangga,” jelas Menteri Basuki saat meninjau Ekspedisi Susur Jalan Perbatasan Kalimantan Barat, kemarin.
Karena itu selain membangun Pos Lintas Batas Negara (PLBN) dan infrastruktur permukiman di perbatasan, juga dibangun jalan paralel perbatasan di Kalimantan. Ini sesuai dengan Nawa Cita yaitu membangun dari pinggiran dalam rangka menjaga NKRI.
Untuk mengetahui lebih dekat pembangunan jalan di perbatasan Kalimantan Barat (Kalbar) yang sudah dilakukan, Kementerian PUPR melaksanakan Ekspedisi Susur Jalan Perbatasan Kalimantan Barat pada tanggal 26 – 28 April 2017. Ekspedisi terbagi menjadi tiga tim yakni tim 1 menyusuri sisi barat Kalbar yakni ruas Pontianak – Temajuk – Aruk – Siding, tim 2 menyusuri bagian tengah ruas Pontianak – Sosok – Balai Karangan – Senaning dan Tim 3 di bagian timur ruas Putusibau – Nanga Badai – Nanga Era – Merakai.
Perjalanan Tim 3 dimulai setibanya di Bandara Pangsuma, Putussibau, belanjut ke Jalan Paralel Perbatasan ruas Nanga Era-Batas Kaltim 2 yang dikerjakan oleh Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional (BBPJN) XI, Ditjen Bina Marga Kementerian PUPR dan Tim ZENI 19 TNI AD sepanjang 12 Km. Perjalanan itu memakan waktu hingga sekitar tiga jam lamanya. Pada rute pertama ini, meskipun sebagian besar telah beraspal hitam, namun masih terdapat jalan dengan kondisi agregat berupa perkerasan tanah.
Kepala Bidang Pembangunan dan Pengujian, BBPJN XI Nanang Handono Prasetyo mengungkapkan progres pembangunan jalan paralel perbatasan Kalimantan dari Temajuk – Batas Kalimantan Timur (Kaltim) dengan total panjang 849,76 km, pada akhir 2016 telah tembus dengan kondisi aspal sepanjang 289,3 km, tembus dengan kondisi agregat perkerasan tanah sepanjang 371,85 km dan sisanya 188,61 km belum tersambung.
“Ditargetkan pada akhir tahun 2017, kondisinya 323,57 km sudah aspal dan 418,83 km sudah tembus dengan kondisi agregat dan perkerasan tanah,” ujar Nanang.
Ia menyatakan pada sejumlah ruas jalan paralel perbatasan, pembukaan lahan untuk pembangunan jalan banyak dibantu oleh Batalyon Zeni TNI Angkatan Darat (AD), dengan kriteria lebar jalan yang dibuka 25 meter dan berikutnya dilakukan perkerasan jalan selebar 7 meter.
Tahun ini lima ruas jalan paralel perbatasan yang dibangun Kementerian PUPR bekerjasama dengan TNI AD yakni ruas Temajuk-Aruk yang akan dikerjakan ZENI 15 sepanjang 6,85 Km, ruas Siding-Entikong dikerjakan ZENI 16 sepanjang 20,85 Km, ruas Rasau- Batas Kapuas Hulu akan dikerjakan ZENI 17 sepanjang 8,55 Km, Nanga Era-Batas Kaltim 1 akan dikerjakan ZENI 18 sepanjang 28 Km, dan Nanga Era-Batas Kaltim 2 akan dikerjakan ZENI 19 sepanjang 12 Km.
“Khusus untuk ruas Nanga Era-Batas Kaltim yang menghubungkan dengan Kalimantan Barat kami targetkan tembus pada Agustus 2017,” ujarnya.