INDRAMAYU, MENARA62.COM -Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) Republik Indonesia mengajak masyarakat Kabupaten Indramayu khususnya generasi milineal untuk hidup bersih dan sehat sebagai upaya menurunkan prevelensi stunting di Indonesia.
“Kemkominfo memiliki peran publikasi dalam rangka mempercepat penurunan stunting dengan target 160 daerah. Rinciannya 100 kabupaten dan 60 kota termasuk di Kabupaten Indramayu,” kata Wiryanta, MA, Ph.D Direktur Informasi dan Komunikasi Pembangunan Manusia dan Kebudayaan pada Kemkominfo saat Sosialisasi Perilaku Hidup Bersih dan Sehat Dalam Upaya Penurunan Stunting, Kamis (20/11/2019)di Hotel Wiwi Perkasa II Indramayu.
Wiryanta menjelaskan, pemerintah telah menetapkan program penurunan stunting sebagai fokus utama dan Kemenkominfo menjadi koordinator kampanye pencegahan stunting bersama leading sektor kesehatan dengan melibatkan peran kepala daerah. Mengingat angka stunting di Indonesia sangat tinggi di antara wilayah negara Asia.
“Kemenkominfo menjadi koordinator kampanye penurunan angka stunting bersama leading sektor lainnya,” lanjutnya.
Data menyebutkan populasi stunting di Indonesia tahun 2013 mencapai presentasi 37,2 persen. WHO menempatkan Indonesia pada peringkat 2 setelah negara Kamboja sebagai indikasi stunting terbesar di wilayah Asia.
Ia menambahkan, stunting adalah fenomena tinggi badan anak-anak tidak normal pada seusianya akibat kurangnya gizi sehingga gagal tumbuh pada saat balita. Kondisi tersebut tanpa disadari akan berpengaruh pada kurangnya daya tangkap otak saat di bangku pendidikan dan berdampak buruk bagi kemajuan generasi penerus bangsa.
“Anak-anak yang terindikasi stunting kita ketahui tinggi badan yang tidak normal seusianya akibat kurangnya gizi sehingga gagal dalam masa pertumbuhan. Jelas stunting akan berakibat juga pada daya tangkap otak yang lambat dan ini berdampak buruk untuk generasi kemajuan Indonesia kedepannya,” tambahnya.
Sementara itu Ahli Gizi dari Persatuan Gizi (PERSAGI) Kabupaten Indramayu Diah Reski Andriani menjelaskan, stunting disebabkan oleh faktor pola asuh ibu yang kurang baik terhadap balita pada saat pemberian makan dan asupan gizi. Kekurangan asupan gizi pada ibu hamil sampai 1000 hari pertama melahirkan juga menyebabkan stunting pada anak.
“Pola asuh yang buruk pada ibu saat memberikan makanan dan asupan gizi terhadap balita menjadi faktor terjadinya stunting bahkan ibu hamil sampai 1000 hari pertama melahirkan yang kurang nutrisi banyak terindikasi stunting itu terjadi terhadap anak-anak,” katanya.
Untuk menekan tingginya angka stunting di Indonesia bagi generasi milineal di Indramayu perlu beberapa pencegahan yang harus di perhatikan seperti pada saat usia remaja perempuan mendapatkan gizi yang cukup sehingga pada proses kehamilan mendapatkan nutrisi yang baik dan diimbangi kondisi lingkungan yang sehat.
“Untuk mencegahnya, perlu perbanyak makan makanan bergizi yang berasal dari buah dan sayur lokal kemudian diperlukan pula kecukupan gizi remaja perempuan agar ketika dia mengandung tidak kekurangan gizi. Selain itu butuh perhatian juga pada lingkungan yang bersih dan menciptakan akses sanitasi dan memiliki air bersih,” pungkasnya.
Di tempat yang sama mahasiswa asal UIN Bandung, Cantika sangat antusias mengikuti kegitatan sosialisasi itu. Menurutnya sebagai generasi milineal perlu mempersiapkan sejak dini akan pentingnya bahaya stunting mengingat pada tahun 2030 Indonesia akan menghadapi bonus demografi.