JAKARTA, MENARA62.COM– Mengenali sejak dini gejala autisme menjadi kunci penting penanganan autisme. Dengan demikian maka anak dengan autisme akan tetap tumbuh normal seperti layaknya anak pada umumnya.
“Kenali gejalanya, lakukan penanganan sejak dini. Maka anak autisme bisa menjadi pribadi yang berhasil bahkan mencapai prestasi gemilang,” jelas dr Eva Suryani, Sp. KJ, spesialis kejiwaan RS Siloam Karawaci Tangerang di sela diskusi kesehatan bertema Kenali dan Optimalkan Tumbuh Kembang Anak Autisma yang digelar Siloam Hospitals Grup.
Menurut Eva, autisme pada anak sebenarnya sudah bisa didiagnosis pada rentang usia 0-3 tahun. Beberapa gejala yang amat mudah dikenali diantaranya kesulitan bahasa (bicara), interaksi sosial dan melakukan gerakan terbatas serta pengulangan.
Anak yang memiliki gangguan autisme biasanya tidak merespon ketika namanya dipanggil, lebih suka menyendiri, tidak suka dipeluk, tidak ada kontak mata, serta sering melakukan gerakan berulang-ulang.
Eva mengingatkan bahwa diagnosis autisme anak sejak dini bisa bermanfaat bagi para orangtua. Karena itu orangtua yang memiliki anak autisme perlu konsisten dalam mengobati anak.
“Salah satu tugas dokter adalah menjelaskan kepada orang tua soal porsi pemberian obat dan efek samping dari pengobatan tersebut. Dan saya selalu mengingatkan agar selalu ada komunikasi diantara dokter dan orang tua terkait perkembangan sang anak,” papar Eva.
Sementara itu, Melly Budhiman, Ketua Yayasan Autisma Indonesia mengatakan potensi anak autisme bisa berkembang pesat. Kuncinya perlu kerjasama semua sektor untuk menangani anak autisme ini.
“Dimulai dari Kementerian Kesehatan, Kementerian Sosial, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan serta Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak. Semua sektor harus terlibat menangani penderita autisme,” tuturnya.
Bagi Melly, kepedulian terhadap anak dengan gangguan spectrum autism saja tidak cukup. Mereka harus diterima di masyarakat agar potensinya berkembang maksimal.
Lebih lanjut Melly mengatakan bahwa stigma autism yang melekat yaitu gangguan jiwa adalah tidak benar. Dan hal itu harus dihilangkan di tengah masyarakat. Solusinya adalah sosialisasi dan kerjasama semua pihak, “ tutup Melly.