JAKARTA – Bermain game berbasis internet tidak selamanya menimbulkan adiksi. Ada banyak orang bisa membatasi game online, sehingga tidak menimbulkan gangguan pada aktivitas kesehariannya.
Menurut praktisi kesehatan jiwa,dr Kristiana Siste, SpKJ (K), ada beberapa faktor yang mempengaruhi kerentanan terjadinya kecanduan gawai. Diantaranya adalah faktor biologi, psikologi dan sosial.
Pada orang yang gemar bermain game, neurotransmitter dopamine akan meningkat saat ia bermain, sehingga menimbulkan rasa senang (pleasure effect). Manusia dilahirkan dengan dopamine yang rendah, akan selalu mencari cara, benda atau kegiatan yang bisa meningkatkan dopaminenya.
“Maka dari segi biologi, seseorang yang memiliki gangguan neurotransmitter dopamine, akan lebih rentan mengalami kecanduan,” jelas dr Siste seperti dikutip dari laman sehatnegeriku, Sabtu (7/7).
Diakui, dalam permainan berbasis online seringkali disuguhkan konten-konten yang memacu adrenalin pemainnya. Selain itu, terdapat tantangan yang senantiasa bertambah di setiap level permainan.
Hal ini tentu menjadi daya tarik sekaligus merupakan risiko bagi orang-orang yang pada dasarnya secara psikologi senang mencari tantangan (novelty seeking).
Sementara itu, dari sisi sosial, salah satunya pola pengasuhan orang tua yang memberikan game pada anaknya sejak usia dini sehingga membentuk pola pikir bahwa bila game adalah tempat mencari kesenangan, sehingga akhirnya mereka ketergantungan.
“Bukan hanya faktor pribadi tetapi ada faktor biologi, psikologi dan sosial yang mempengaruhinya”, tandas dr. Siste.