JAKARTA, MENARA62.COM – Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Dokter Hasto Wardoyo mengatakan angka kelahiran prematur sampai saat ini masih cukup tinggi, menurut data Riskesdas 2018 angkanya mencapai 29,5 persen.
“Saya minta mahasiswa dan calon bidan untuk meningkatkan pengetahuan dan kemampuannya untuk mencegah terjadinya kelahiran prematur, karena berpotensi cukup besar pada terjadinya stunting,” ungkap Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Dokter Hasto Wardoyo saat menjadi pembicara secara daring dalam Workshop Penguatan SDM Terkait Center of Excellence Percepatan Stunting Poltekes Kemenkes Yogyakarta, Rabu (25/05).
Kepala BKKBN mengatakan, peran para calon Bidan dan Bidan sangat penting karena nantinya bisa menjadi penentu keberhasilan penanganan stunting salah satunya dengan menjadi bagian dalam Tim Pendamping Keluarga (TPK) di desa bersama Penyuluh KB, Kader KB dan PKK. Karena penanganan stunting sangat penting utamanya dalam 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK).
BKKBN telah menyiapkan sekitar 600 ribu orang yang tergabung dalam 200 ribu TPK untuk menekan angka stunting menjadi 14 persen di tahun 2024. TPK akan bertugas melakukan penyuluhan, memfasilitasi pelayanan rujukan dan memfasilitasi pemberian bantuan sosial serta melakukan surveilans kepada sasaran keluarga berisiko stunting.
“Bidan merupakan sosok yang paling bisa dipercaya dalam melayani dan memeriksa tumbuh kembang anak-anak. Selain memiliki izin legal melakukan praktik di desa, bidan juga mampu mendampingi keluarga terutama dalam memberikan pengetahuan seputar kesehatan,” lanjut Hasto.
Menurutnya Bidan juga sampai sejauh ini telah membantu pemerintah dalam menyosialisasikan pentingnya alat kontrasepsi pada perempuan Indonesia, sehingga jarak kelahiran yang menjadi salah satu penyebab stunting dapat diatasi. “Serta saat ini kita bisa menikmati juga melalui adanya bonus demografi, karena berhasil mengatur jarak kelahiran melalui Program Keluarga Berencana,” imbuhnya.
Pada kesempatan tersebut Kepala BKKBN juga menyampaikan apresiasinya pada Poltekes Kemenkes Yogyakarta yang telah menjadi Center of Excellence penanganan stunting dengan memasukan materi stunting dalam kurikulum program studi kebidanan.