25.2 C
Jakarta

Kerja Bareng Muhammadiyah-Kemenko PMK: Kuatkan Revolusi Mental dan Keadaban Digital

Baca Juga:

TANGERANG, MENARA62.COM — Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah mengapresiasi Kemenko PMK (Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan) yang telah bekerja sama dalam program gerakan nasional revolusi mental (GNRM).

Kerja sama program kali ini terwujud pada sebuah workshop penyusunan modul bertajuk “Internalisasi Gerakan Nasional Revolusi Mental dan Keadaban Digital melalui Penguatan Toleransi di Lingkungan Muhammadiyah”.

“Ini (kegiatan) merupakan bentuk kerja sama yang sangat bagus dan semoga bisa dilanjutkan di masa-masa yang akan datang,” ujar Sekretaris Umum (Sekum) PP Muhammadiyah, Abdul Mu’ti saat membuka rangkaian acara tersebut di Tangerang Selatan, Banten, Jumat (7/7/2023).

Usai pembukaan tersebut, para peserta dari berbagai profesi di lingkungan persyarikatan ini langsung mengikuti seminar bertemakan “Urgensi Penguatan Toleransi dan Anti- Bullying di Media Sosial di Lingkungan Muhammadiyah melalui GNRM (produksi konten”.

Narasumber kunci pada sesi ini tak lain adalah Pakar Komunikasi Digital di Indonesia yang juga anggota Majelis Pustaka dan Informasi (MPI) PP Muhammadiyah, Rulli Nasrullah yang akrab disapa Kang Arul.

Mu’ti mengatakan, PP Muhammadiyah berterima kasih kepada Majelis Dikdasmen yang telah menjadi mitra strategis bersama Kemenko PMK dan berbagai pihak membangun keadaban digital sebagai bagian dari keadaban bangsa, kerukunan, serta persatuan umat dan bangsa.

“Ini tahun ke-4 kerja sama bersama Kemenko PMK,” katanya, menegaskan.

Pihak PP Muhammadiyah juga mengucapkan terima kasih kepada tim kerja, peserta, dan narasumber yang sudah berkenan menjadi ekspert.

Terlebih, dengan menyumbangkan pemikiran-pemikirannya dalam menyusun modul dan membantu kesuksesan program revolusi mental yang diselenggarakan di lingkungan persyarikatan Muhammadiyah.

“Tema (tajuk) kali ini menjadi sangat penting karena kita juga melihat media sosial itu bisa juga digunakan sebagai sarana yang sangat efektif untuk menyebarluaskan pesan-pesan kebaikan dengan jangkauan luas dan cepat,” kata Mu’ti.

Karena di antara isu-isu yang beredar di media sosial itu adalah isu keagamaan, dan ini menjadi isu yang sangat sensitif.

Tetapi, menurut Mu’ti, bagi muhammadiyah, agama itu bisa menjadi inspirasi. Agama dapat menjadi pemandu, suluh untuk umat, bangsa dan peradaban dari masa ke masa agar semakin baik.

“Kita bisa membangun peradaban yang utama. Apalagi sekarang, siapa pun bisa mengakses informasi dari berbagai saluran media untuk kuatkan keadaban digital dan gerakan revolusi mental,” katanya. (*)

- Advertisement -
- Advertisement -

Terbaru!