JAKARTA, MENARA62.COM – Kongres Wanita Indonesia (Kowani) dan Pita Putih Indonesia menggelar Rapat Koordinasi Gerakan Ibu Bangsa untuk Percepatan Penurunan Stunting, Senin (8/11/2021). Rapat yang digelar secara virtual tersebut dihadiri perwakilan organisasi perempuan di bawah federasi Kowani, BKOW dan GOW.
Ketua Umum Kowani Dr Ir Giwo Rubianto Wiyogo M.Pd dalam sambutannya menjelaskan masalah stunting tidak bisa diselesaikan sendiri oleh pemerintah. Perlu keterlibatan pihak lain terutama swasta dan organisasi non pemerintah untuk ambil bagian dalam penanganan stunting.
“Para Ibu Bangsa yang tergabung dalam KOWANI, BKOW dan GOW prihatin terhadap tingginya angka stunting di Indonesia. Karena itu, kami bertekad untuk membantu upaya pemerintah dalam penurunan stunting,” kata Giwo.
Diakui Giwo keprihatinan akan masalah stunting dan tekad untuk ikut berperan dalam penurunan stunting, telah dirumuskan dalam rencana Gerakan Ibu Bangsa untuk Percepatan Penurunan Stunting. Dan untuk mensosialisasikan Gerakan Ibu Bangsa tersebut, Kowani bekerjasama dengan Pita Putih Indonesia menyusun berbagai strategi termasuk bekerjasama dengan pentahelix meliputi akademisi, para pebisnis atau wirausahawan, government atau pemerintah, para komunitas dan media massa.
“Kowani dan Pita Putih Indonesia memiliki perhatian yang sama terkait penurunan angka stunting di Indonesia,” tegas Giwo.
Kowani dan Pita Putih Indonesia juga memiliki pandangan yang sama bahwa perlu gerakan Ibu bangsa untuk mempercepat penurunan stunting, ditambah komitmen yang kuat dari semua anggota organisasi Kowani, BKOW dan GOW sebagai mitra kerja Kowani.
Menurut Giwo, organisasi Kowani dengan gerakan Ibu Bangsa memiliki peluang yang sangat besar untuk berperan menurunkan angka stunting. Kowani juga memiliki peluang yang terbuka lebar untuk bekerjasama dengan pemerintah.
“Ada 97 organisasi perempuan di bawah federasi Kowani, dan Insyaa Allah akan segera menjadi 100 organisasi. Ini adalah potensi yang sangat besar untuk membantu pemerintah melakukan upaya penurunan angka stunting,” kata Giwo.
Adapun strateginya adalah dengan melakukan sosialisasi dan kampanye mengenai kesehatan remaja, kesehatan calon pengantin, kesehatan ibu dan anak dalam rangka penurunan stunting. Penyelamatan anak dari gangguan gizi, pendampingan keluarga, membangun kemandirian remaja dalam hal kesehatan reproduksi, advokasi kepada Pemda dan PemDes.
Diharapkan bahwa dengan rapat koordinasi dapat ditetapkan komitmen untuk melaksanakan Gerakan Ibu Bangsa ini dan kegiatan-kegiatannya dapat dilaksanakan segera secara bertahap. Selain itu diharapkan pula akan terbangun dukungan dari berbagai pihak untuk memperluas kegiatan-kegiatan agar dapat memberikan kontribusi yang semakin besar terhadap upaya penurunan angka stunting di Indonesia.
Pada kesempatan yang sama, Heru Kasidi, mantan Deputi Kesetaraan Gender Kementerian PPPA menyebut Gerakan Ibu Bangsa untuk penurunan stunting ini telah melakukan pemetaan kegiatan. Di antaranya adalah menghimpun informasi dari organisasi yang sudah melaksanakan kegiatan-kegiatan untuk penurunan stunting, menjadi informasi keseluruhan secara nasional dan sebagai data dasar kontribusi Gerakan Ibu Bangsa dalam penurunan stunting.
Sementara itu Susianah Affandi, Ketua Kowani bidang Sosial dan Kesejahteraan Keluarga menjelaskan alur waktu atau timeline Gerakan Ibu Bangsa dalam percepatan penurunan stunting telah dimulai dengan penandatanganan MoU antara Kowani dengan Aliansi Pita Putih Indonesia pada 1 Oktober 2021, dilanjutkan dengan sosialisasi Gerakan Ibu Bangsa melalui webinar pada 1 November 2021.
“Hari ini tanggal 8 November kita menggelar Rakornas untuk kemudian kita akan lanjutkan dengan deklarasi Gerakan Ibu Bangsa, penggerakan masyarakat dan terakhir adalah Ibu Bangsa Award,” tutupnya.