JAKARTA, MENARA62.COM – Kerugian akibat bencana gempa bumi, tsunami dan likuifaksi di Sulawesi Tengah diperkirakan mencapai Rp13,82 triliun. Angka tersebut merupakan hasil perhitungan Tim Rehabilitasi dan Rekonstruksi BNPB hingga Minggu (21/10).
Adapun kerusakan bangunan dan infrastrktur berdasarkan hasil pendataan terdiri atas 68.459 unit rumah, 327 unit rumah ibadah, 265 unit sekolah, 78 unit perkantoran, 362 unit toko, 168 titik jalan retak, 7 jembatan ambruk dan lainnya.
“Data tersebut adalah data sementara yang bisa jadi akan tertambah seiring pendataan yang masih terus berlangsung,” kata Sutopo Purwo Nugroho, Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB dalam siaran persnya, Minggu (21/10).
Dari Rp 13,82 triliun dampak ekonomi akibat bencana tersebut, kerugian mencapai Rp 1,99 triliun dan kerusakan mencapai Rp 11,83 triliun. Dampak kerugian dan kerusakan akibat bencana ini meliputi 5 sektor pembangunan yaitu kerugian dan kerusakan di sektor permukiman mencapai Rp 7,95 triliun, sektor infrastruktur Rp 701,8 miliar, sektor ekonomi produktif Rp 1,66 triliun, sektor sosial Rp 3,13 triliun, dan lintas sektor mencapai Rp 378 miliar.
Diakui Sutopo, dampak kerugian dan kerusakan di sektor permukiman adalah paling besar karena luas dan masifnya dampak bencana. Hampir sepanjang pantai di Teluk Palu bangunan rata tanah dan rusak berat. Terjangan tsunami dengan ketinggian antara 2,2 hingga 11,3 meter dengan landaan terjauh mencapai hampir 0,5 km telah menghancurkan permukiman disana. Begitu juga adanya amblesan dan pengangkatan permukiman di Balaroa.
“Likuifaksi yang menenggelamkan permukiman di Petobo, Jono Oge dan Sibalaya telah menyebabkan ribuan rumah hilang,” jelasnya.
Berdasarkan sebaran wilayah, maka kerugian dan kerusakan di Kota Palu mencapai Rp 7,63 triliun, Kabupaten Sigi Rp 4,29 triliun, Donggala Rp 1,61 triliun dan Parigi Moutong mencapai Rp 393 miliar. Perhitungan kebutuhan untuk rehabilitasi dan rekonstruksi pascabencana belum dilakukan perhitungan.
Diperkirakan untuk membangun kembali daerah terdampak bencana nantinya pada saat periode rehabilitasi dan rekonstruksi akan memerlukan anggaran lebih dari Rp 10 triliun.
Data BNPB pada Minggu (21/10) tercatat 2.256 orang meninggal dunia akibat bencana di Sulteng pada 28 September lalu. Sebarannya di Kota Palu 1.703 orang meninggal dunia, Donggala 171 orang, Sigi 366 orang, Parigi Moutong 15 orang dan Pasangkayu 1 orang. Semua korban sudah dimakamkan. Sebanyak 1.309 orang hilang, 4.612 orang luka-luka dan 223.751 orang mengungsi di 122 titik. (kurniawati)