Mendongeng adalah salah satu warisan yang cukup berharga dari para pendahulu kita. Dongeng dapat menjadi media yang efektif dalam menanamkan nilai-nilai moral, memperkaya imajinasi, dan mengeratkan kasih sayang antara pendongeng dan yang mendengarkan.
Mendongeng sekaligus menguatkan identitas sebuah bangsa. Sayangnya, tradisi mendongeng lambat laun mulai terusir oleh kemajuan zaman. Generasi baru mulai lupa mengenal tokoh penting dunia dongeng nusantara seperti “Malin Kundang”, “si Pahit Lidah”, atau “si Angan-angan Marpulihodong”.
Turut resah dengan fenomena ini, Ika Lestari Damayanti, dosen Universitas Pendidikan Indonesia, berupaya memikirkan solusi kreatif mencegah punahnya budaya mendongeng. Pengalamannya sebagai dosen Pendidikan Bahasa Inggris, mengantar pada formula yang menarik, yaitu mengintegrasikan dongeng ke dalam pembelajaran Bahasa Inggris.
Sukses meyakinkan the University of Wollongong untuk membiayai proyek disertasi doktoralnya, ibu dari Pelangi Savana dan Meranti Sylva, melakukan riset mendalam dengan judul “From Story Telling to Story Writing: A Learning Journey for Indonesian Students”.
Bukan hanya itu, mengangkat judul disertasinya, tahun 2016 silam, Ika terpilih mewakili the University of Wollongong dalam ajang Three Minute Thesis (3MT) Competition di Queensland. Kompetisi 3MT mengharuskan Ika mempresentasikan disertasinya secara padat hanya dengan durasi 3 menit dalam Bahasa Inggris.
Tantangan yang tidak mudah untuk mereka yang bahasa ibunya bukan Bahasa Inggris. Tapi, saat itu masih sebagai mahasiswi S3 Faculty of Education UoW, Ika memukau juri untuk memercayakan dirinya mewakili Australia ke lomba 3MT tingkat Asia Pasifik. Di ajang tersebut, Ika kemudian berhasil memenangi People’s Choice Award menyisihkan 50 kontestan dari seluruh wilayah Asia Pasifik.
Berhasil
Sabtu (21/9/2019), istri dari Agus Purnama Romadoni ini tampak sumringah melayani tamu-tamu yang menyelamati keberhasilannya meraih doktor dalam bidang Pendidikan. Di kediamannya di College Place, Gwynneville, NSW, tetamu terdiri dari pelajar dan diaspora Indonesia di Wollongong bercengkrama mengenang tahun-tahun bersama Ika.
Banyak kawan yang merasa berhutang budi kepada Ika, di antaranya Panji, mahasiswa S2 di UoW utusan Kemenhankam RI. Kepada Ika yang ternyata pula seorang youtuber, Panji mengaku bahwa sebelum tiba di Australia, ia memperoleh banyak informasi berharga tentang Wollongong dari channel youtube ibu berkerudung ini.
Hidangan Indonesia sate padang, bala-bala, kabossol, dan sayur asem menghangatkan suasana awal musim semi di wilayah Wollongong. Ika telah merampungkan studinya tahun ini dan bersiap kembali ke Indonesia akhir September ini.
Penuh semangat untuk berkontribusi mencerdaskan bangsa dengan melestarikan budaya mendongeng, tradisi penting yang berharga untuk dijaga bersama.
Penulis: Nurhira Abdul Kadir, Wakil Ketua PPIA WollongongKeiravile