JAKARTA, MENARA62.COM– Pembangunan infrastruktur secara masif pada era kepemimpinan Joko Widodo dinilai menjadi kunci penting untuk mendorong pertumbuhan ekonomi nasional. Karena itu Lembaga Pengembang Pertanian Nahdlatul Ulama (LPPNU) mendorong agar pembangunan infrastruktur tersebut diperluas ke semua daerah dengan melibatkan masyarakat dan sektor swasta.
Ketua LPPNU, Marwan Jafar mengatakan setidaknya ada tiga hal penting yang bisa dipetik dari pembangunan infrastruktur yang dilakukan secara besar-besaran belakangan ini. Yakni pertumbuhan ekonom, penyerapan tenaga kerja dan pengurangan tingkat kemiskinan secara signifikan.
“Dengan ketersediaan infrastruktur secara merata di daerah-daerah, maka tiga hal pokok tersebut akan mengikuti secara otomatis,” kata Marwan di sela diskusi bertema Memperkuat Ekonomi Rakyat dan Konektivitas Antar Daerah, Selasa (20/03).
Sayangnya, sejauh ini pemerintah hanya melibatkan BUMN dalam proyek pembangunan infrastruktur tersebut. Sehingga pengurangan kemiskinan dan penyerapan tenaga kerja menjadi lambat.
“Memang BUMN harus tumbuh tetapi pelibatan sektor swasta sangat penting dalam proyek pembangunan infrastruktur apalagi ini dilakukan di daerah-daerah,” lanjut Marwan.
Marwan mengakui pembangunan infrastruktur di daerah, saat ini mulai dirasakan dan dinikmati warga Nahdliyin. Karena, mereka mayoritas tinggal di daerah.
“Itulah sebabnya kami meminta pemerintah agar lebih memperhatikan pembangunan infrastruktur di daerah. Selain mendorong tumbuhnya ekonomi bagi warga Nahdliyin dan ekonomi bangsa secara umum,” jelas politikus PKB ini.
Menurut Marwan, anggaran yang disiapkan pemerintah untuk infrastruktur terus meningkat dalam tiga tahun terakhir. Pada tahun ini, anggarannya telah menembus Rp410,4 triliun. Angka ini optimistis bisa meningkatkan pembangunan infrastruktur yang dapat dirasakan oleh masyarakat.
Lebih lanjut, Marwan mengutip laporan dari Kementerian Pekerja Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) terkait panjang jalan yang berhasil dibangun. Secara keseluruhan, panjang jalan yang berhasil dibangun dalam tiga tahun terakhir yaitu 2.623 kilometer. Masing-masing sepanjang 1.286 kilometer pada 2015, 559 kilometer pada 2016 dan 778 kilometer pada tahun lalu.
Selain itu, pengoptimalan dana desa pun menjadi catatan lain dalam akselerasi pembangunan infrastruktur. Dampak penggunaan dana desa ini disebut Marwan sudah terlihat dalam memperkuat ekonomi rakyat sekaligus konektivitas antardaerah.
“Desa yang awalnya sepi, kini semakin ramai setelah jalan desa dibangun. Tidak hanya ramai, infrastruktur itu juga membuat kerja para petani menjadi lebih baik,” tutup Marwan.
Sementara itu Hermanu Tri Widodo, dosen IPB yang juga ketua umum Gerakan Petani Nusantara mengatakan komitmen pemerintah untuk mewujudkan kedaulatan pangan sudah tidak bisa ditawar lagi. Karenanya janji Jokowi melalui Nawacita yang menginginkan kemandirian ekonomi dengan menggerakkan sektor strategis ekonomi domestik harus terealisasikan secepatnya.